Perusahaan itu dijual di 2016 senilai USD 1,4 miliar. Pada saat itu, mereka sudah punya perusahaan lain, BioNTech itu, yang didirikan tahun 2008 untuk menemukan lebih banyak metode terapi imun melawan kanker. Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu pemberi dana buat mereka.
Nah di Januari 2020, profesor Sahin membaca jurnal ilmiah tentang merebaknya virus Corona baru di Wuhan. Setelah diteliti, ternyata obat mRNA anti kanker bisa menjadi basis vaksin Corona. BioNTech pun langsung membuat tim yang terdiri dari 500 orang untuk mengembangkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berapa lama, Pfizer dan perusahaan obat China, Fosun, setuju menjadi mitra BioNTech. Hasilnya memuaskan, hasil dari trial Pfizer menunjukkan vaksin Corona itu memicu tubuh menghasilkan antibodi melawan Corona dengan efektivitas 90%.
Para kolega menyebut bahwa Sahin adalah sosok sederhana yang getol membaca jurnal ilmiah. Ke kantor atau ke pertemuan bisnis, ia suka berjalan kaki saja atau naik sepeda.
"Dia adalah orang yang amat sederhana. Penampilan tidak berarti banyak buat dia. Namun dia ingin menciptakan struktur yang memungkinkan dia mewujudkan visi dan di situlah harapannya tidak sederhana," kata profesor Matthias Theoblad, rekan kerjanya di Mainz University.