Kebut Vaksin Corona, Berapa Lama Pembuatan Vaksin Terdahulu?
Hide Ads

Kebut Vaksin Corona, Berapa Lama Pembuatan Vaksin Terdahulu?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 02 Nov 2020 18:10 WIB
Illustrative picture of covid-19 coronavirus vaccine vial
Ilustrasi vaksin COVID-19. Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul
Jakarta -

Vaksin corona sudah lama ditunggu oleh banyak orang. Berkaca dari vaksin terdahulu, butuh berapa lama untuk membuat sebuah vaksin?

"Saya akan sangat senang jika salah, tetapi saya tidak benar-benar yakin bagaimana vaksin didapatkan tepat waktu untuk membantu melawan wabah saat ini," kata Derek Lowe, penulis blog industri In The Pipeline yang memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman dalam penemuan obat.

Mengutip Business Insider, berikut ini adalah gambaran berapa lama sebuah vaksin butuh dikembangkan:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Vaksin cacar (smallpox)

Pemberantasan cacar melalui vaksin tak terelakkan menjadi salah satu cara paling berhasil yang pernah ada. Tapi butuh berabad-abad untuk menemukannya.

Asal muasal cacar tidak diketahui, meskipun para ilmuwan percaya cacar itu berasal dari Kekaisaran Mesir pada abad ke-3 SM. Tahun 1796, Edward Jenner di Inggris menciptakan vaksin cacar pertama yang terbukti membuahkan hasil. Kemudian, di tahun 1967, upaya global yang menyediakan tingkat produksi vaksin yang lebih tinggi dan kemajuan teknologi jarum suntik pada akhirnya mengarah ke pemberantasan cacar di tahun 1980.

ADVERTISEMENT

2. Pes (plague)

Plague adalah salah satu penyakit tertua dan paling mematikan di dunia, hampir 200 juta kematian sepanjang sejarah manusia. Hingga saat ini, tidak ada vaksin berlisensi untuk memusnahkan penyakit ini.

Namun, karena plague adalah penyakit yang disebarkan oleh bakteri, munculnya antibiotik modern dapat digunakan sebagai pengobatan. Meski begitu, para peneliti percaya bahwa pengembangan vaksinasi merupakan pilihan yang paling layak untuk mencegah penyebaran penyakit dalam jangka panjang.

Meski begitu, banyak upaya yang gagal untuk membuat vaksin plague di masa lalu termasuk salah satu yang dilakukan di Amerika Serikat dengan menyuntik tentara selama Perang Vietnam.

Baru di tahun 2018, WHO membuat Profil Produk Target Vaksin Plague, yang mencantumkan 17 kemungkinan kandidat untuk persetujuan vaksin dan sedang menjalani uji klinis serta menuju persetujuan FDA.

3. Polio

Pada tahun 1935, vaksinasi polio dicoba, pertama pada monyet dan kemudian pada anak-anak di California. Meskipun vaksin ini memberikan hasil yang buruk, penelitian dua dekade lagi membuka jalan bagi pengembangan vaksin oleh Jonas Salk pada tahun 1953, dan Albert Sabin pada tahun 1956.

Setelah uji coba terhadap lebih dari 1,6 juta anak, vaksin Salk diadopsi di AS pada tahun 1955. Penelitian berkelanjutan selama tahun 1980-an, menjembatani produksi vaksin yang lebih efektif dan efisien. Alhasil, tahun 1994 polio diberantas di Amerika. Hingga 2018, hanya ada 33 kasus polio di seluruh dunia.

4. MMR

Vaksin MMR ditujukan untuk tiga penyakit yakni campak, gondongan dan rubella. Sepanjang 1960-an, vaksin individu dikembangkan untuk masing-masing vaksin, tetapi satu dekade kemudian, mereka digabungkan menjadi satu.

Campak adalah yang pertama dari tiga yang menerima vaksin sendiri pada tahun 1963, diikuti oleh gondok pada tahun 1967, dan rubella pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, pada tahun 1971, Maurice Hilleman dari Merck Institute of Therapeutic Research mengembangkan vaksinasi gabungan yang akan memberikan kekebalan untuk ketiga virus tersebut.

"Satu dosis vaksin MMR 93% efektif melawan campak, 78% efektif melawan gondongan, dan 97% efektif melawan rubella. Dua dosis vaksin MMR 97% efektif melawan campak dan 88% efektif melawan penyakit gondongan," demikian menurut CDC.

Halaman 2 dari 2
(ask/fyk)