Stephen Hawking Pun Percaya Adanya Perjalanan Waktu
Hide Ads

Sisi Ilmiah Mesin Waktu

Stephen Hawking Pun Percaya Adanya Perjalanan Waktu

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 17 Okt 2020 10:26 WIB
LONDON - NOVEMBER 2:  Scientist Stephen Hawking reads out names during a vigil at Trafalgar Square at which a list of names of people killed in the Iraq war is read out November 2, 2004 in London. The vigil, organized by Stop the War Coalition is to coincide with similar events throughout the world on the day of the United States presidential election.  (Photo by Ian Waldie/Getty Images)
Stephen Hawking yang tertarik dengan perjalanan waktu di akhir hidupnya (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Membahas mesin waktu, rasanya mesti membahas pula soal mendiang ahli kosmologi Stephen Hawking. Dia sempat menolak konsep perjalanan waktu, namun di akhir hayatnya, ia menjadi tertarik dan ikut mempertanyakannya.

Hawking menulis bahwa masih ada harapan bahwa perjalanan kembali ke masa lalu dapat dilakukan sesuai dengan hukum alam semesta. Dia mematok gagasan ini pada 'Teori M'. Teori ini memperkirakan alam semesta mungkin berisi tujuh dimensi tersembunyi di samping empat dimensi ruang-waktu yang sudah kita kenal sekarang.

"Perjalanan ruang angkasa yang cepat dan perjalanan kembali ke masa lalu tidak dapat dikesampingkan menurut pemahaman kita sekarang. Penggemar fiksi ilmiah tidak perlu berkecil hati, ada harapan untuk Teori M," tulisnya seperti dikutip dari Forbes, seperti dilihat Sabtu (17/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hawking sedang mengerjakan buku itu di hari-hari terakhir jelang meninggal di bulan Maret 2018. Buku tersebut diselesaikan dengan bantuan keluarganya dan kumpulan berbagai arsip pribadinya yang menggunung.

ADVERTISEMENT

Nampaknya memang dia berubah pemikiran. Diberitakan Business Insider, pada tahun 2012 silam pada sebuah simposium, ia mengatakan perjalanan waktu adalah mustahil. Namun dalam buku terakhirnya itu yang terbit pada 2018 berjudul 'Brief Answers to Big Questions', Hawking mengatakan soal kemungkinan perjalanan waktu.

"Perjalanan waktu adalah sebuah pertanyaan serius. Tapi kalau ada orang meminta dana riset untuk meneliti perjalanan waktu, pasti langsung ditolak," kata dia.

Bacaan ini juga mendedikasikan satu yang menggarisbawahi peringatan untuk publik tentang potensi bahaya kecerdasan buatan dan lainnya dalam mempercepat perubahan iklim. Dia juga meramalkan bahwa sains akan menemukan teori terpadu yang besar, yang menyatukan relativitas dan fisika kuantum, dan bahwa manusia akan melakukan perjalanan menjelajahi tata surya dalam satu abad.

Lantas apakah nanti mesin waktu bisa diciptakan? Jawabannya belum jelas benar. Jika Hawking mengatakan perjalanan waktu adalah sebuah pertanyaan serius, sayangnya tidak begitu sikapnya terhadap Tuhan. Yang kontroversial bagi sebagian orang soal pandangan Hawking adalah dia malah mengesampingkan eksistensi Tuhan.

"Sebelum Big Bang tidak ada apa-apa. Bahkan tidak ada Tuhan yang menciptakan alam semesta. Saya pikir alam semesta secara spontan diciptakan dari ketiadaan menurut hukum sains. Tidak ada waktu bagi Pencipta untuk ada," ujarnya.




(rns/fay)