Jakarta -
Dr Li Meng Yan dikenal bukan karena membuat vaksin Corona, tapi meyakini virus ini buatan manusia. Inilah jejak pelariannya ke Amerika.
Ilmuwan China ahli virus ini bikin gempar karena membelot ke Amerika dan lalu mengatakan virus Corona adalah buatan manusia di Wuhan. Dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Selasa (15/9/2020) inilah perjalanan karirnya:
Awal karir
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilmuwan whistleblower ini diketahui meraih gelar sarjana kedokteran dari Xiangya Medical College di Central South University di Kota Changsa, China. Perempuan ini meraih gelar PhD dari Southern Medical University Guangzhou, universitas yang terafiliasi dengan militer China.
Data dari China Academic Journals (CNKI) yang dicek detikINET menyebutkan risetnya untuk menjadi sarjana kedokteran adalah tentang efek propanolol tahun 2014. Pada 2018, dia sudah bekerja meneliti vaksin influenza di WHO Collaborating Centre for Infectious Disease Epidemiology and Control, School of Public Health, The University of Hong Kong, demikian menurut data dari Frontiers in Immunology.
Meneliti COVID-19
Seperti diberitakan Fox News, pada Desember 2019 itulah awal Li Meng Yan mengetahui ada kasus wabah mirip SARS di Wuhan. Supervisornya, Leo LM Poon memintanya terlibat dalam penelitian itu.
Saat itu dia berhubungan intens dengan para ilmuwan China daratan dan mengetahui virus ini menular antar manusia pada 31 Desember 2019. Temuannya dilaporkan pada 16 Januari 2020, namun atasannya malah meminta Li Meng Yan diam saja.
Pada 19 Maret 2020, hasil risetnya tentang COVID-19 masih terbit di jurnal medis Lancet berjudul Viral Dynamic in Mild and Severe Cases of COVID-19. Namun tampaknya itulah akhir dari karyanya di China.
Li Meng Yan mengatakan hasil risetnya disensor pemerintah China. Dia pun menyesalkan dua atasannya Leo Poon dan Malik Peiris yang mengabaikan temuannya, padahal lembaga risetnya berafiliasi kepada WHO. Meng Yan pun menduga WHO pun korup dan terlibat menutupi hal ini.
"Jangan melewati batas. Kita bisa kena masalah dan dihilangkan," kata Meng Yan menirukan ucapan atasannya.
Selanjutnya: kabur ke Amerika...
Kabur ke Amerika Serikat
Ilmuwan China ini pun memutuskan kabur ke Amerika Serikat. Caranya, dia berdiskusi dulu dengan blogger Hong Kong di Amerika bernama Lu Deh. Lu Deh menyarankan Meng Yan pindah ke Amerika. Rencana ini ketahuan suaminya yang juga ilmuwan di laboratorium yang sama.
Suaminya marah dan berkata tindakan Meng Yan bisa membuat mati keluarga mereka. Meng Yan yang patah hati terpaksa meninggalkan suaminya.
Ia merasa jika tetap di China, dirinya bisa dipenjara atau bahkan dibunuh. Pada 27 April 2020, Li Meng Yan terbang dengan Cathay Pacific ke Amerika dan tiba pada 28 April 2020. Dia berhasil menghindari CCTV kampus, membawa koper dan menyiapkan pelariannya dengan memanfaatkan cuti tahunan.
Di Bandara Los Angeles dia dihentikan petugas bandara. Meng Yan yang takut dideportasi mengungkapkan dirinya membawa rahasia soal COVID-19 dan meminta perlindungan.
"Saya mau mengungkap kebenaran soal COVID-19. Tolong lindungi saya, jika tidak pemerintah China membunuh saya," kata dia.
FBI pun datang dan memeriksanya beberapa waktu. Sementara pemerintah China menggeledah apartemennya dan memeriksa kedua orangtua Meng Yan di Qingdao. Universitas Hong Kong menghapus Meng Yan dari website kampus. Pada 14 Mei 2020, jurnal Nature masih menerbitkan penelitiannya Meng Yan soal COVID-19 pada hamsters, riset yang dikerjakan bersama dua atasannya di Hong Kong dan sejumlah peneliti lain.
Tampil di media Amerika
3 Bulan setelah pelariannya ke Amerika, tepatnya 13 Juli 2020 Li Meng Yan mulai blak-blakan kepada berbagai media dimulai dari Fox News di Amerika Serikat, soal virus Corona adalah buatan manusia dari laboratorium di Wuhan. Pemerintah China, WHO dan Universitas Hong Kong membantah segala tuduhan Meng Yan.
Terakhir sekali, dia bicara lagi kepada New York Post pada 11 September 2020 kemarin. Kali ini dia bilang punya bukti kuat kalau COVID-19 dibuat di laboratorium di Wuhan.
"Ini datang dari lab, lab di Wuhan dan lab ini dikendalikan oleh pemerintah China. Pasar Wuhan itu cuma pengalih perhatian, virus ini bukan dari alam," kata dia dalam video chat dari tempat yang dirahasiakan. Wuhan Institute of Virology telah membantah tuduhan ini.
Bagaimana detikers, Anda percaya dengan kisah Meng Yan? Sampaikan opini Anda di kolom komentar ya!
Simak Video "Video Ilmuwan Korsel Berhasil Ubah Sel Kanker Jadi Normal Lagi, Kok Bisa?"
[Gambas:Video 20detik]