Asap dari kebakaran hutan di California, San Francisco, Amerika Serikat (AS) menyebabkan langit di wilayah tersebut berubah warna menjadi oranye. Warga setempat membagikan foto-foto langit oranye, termasuk mantan Presiden AS Barack Obama.
Melalui akun Instagram @barackobama, dia membagikan sejumlah foto yang memperlihatkan polusi udara dari asap kebakaran hutan hingga menyebabkan langit berubah warna secara ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebakaran di Pantai Barat hanyalah contoh terbaru yang sangat nyata bagaimana perubahan iklim mengubah komunitas kita. Melindungi planet adalah pilihan kita. Pilihlah seperti hidup Anda bergantung padanya - karena memang demikian adanya," tulis Obama.
Tak hanya ingin memperlihatkan realita yang sedang terjadi, Obama tampaknya juga menggunakan kesempatan ini untuk mendukung pencalonan Joe Biden di Pilpres AS yang akan datang, sekaligus menyindir Presiden AS Donald Trump.
Untuk diketahui, Trump November tahun lalu mengumumkan akan menarik AS dari Perjanjian Paris yang mengatur pengurangan emisi karbon. Alasannya, Perjanjian Paris hanya merugikan ekonomi AS dan menguntungkan negara-negara lain.
Tentu saja pengumuman ini menuai kontroversi. Pemanasan global atau perubahan iklim akibat emisi karbon industri dan agrikultur menjadi isu yang sangat disorot oleh umat manusia abad ini. Tak main-main, dampak yang ditimbulkan memang sangat mengerikan. Kepunahan masal spesies yang hidup di Bumi termasuk manusia jadi pertaruhannya.
Untuk mencegah pemanasan global menjadi semakin parah, berbagai negara di dunia ini membuat kesepakatan bersama salah satunya adalah Perjanjian Paris. Perjanjian Paris merupakan bentuk kesepakatan yang mengikat 188 negara dengan tujuan utama untuk mengurangi emisi karbon.
Baca juga: Gawat, 28 Triliun Ton Es Lenyap dari Bumi |
Penarikan diri AS dari Perjanjian Paris tentu menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan. Saat ini, Amerika menyumbang 16% emisi karbon global dan merupakan negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua di dunia setelah China.
Penarikan diri AS juga memiliki konsekuensi politik. Sementara pemimpin-pemimpin negara lain fokus dengan isu perubahan iklim, Trump malah memilih keluar. Hal ini berpotensi memicu tensi geopolitik yang memanas.
(rns/fay)