Ambisi UEA Menuju Mars dan Astronautnya yang Yakinkan Bumi Bulat
Hide Ads

Ambisi UEA Menuju Mars dan Astronautnya yang Yakinkan Bumi Bulat

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 23 Jul 2020 06:32 WIB
An Emirati man prepares to watch the launch of the
Ambisi Uni Emirat Arab menuju Planet Mars. Foto: AP/Jon Gambrell
Dubai -

Uni Emirat Arab benar-benar serius menjalankan program antariksanya. Sebelum berhasil melesatkan wahana mereka yang saat ini menuju planet Mars, negara Arab yang terbilang kecil ini juga sudah menerbangkan astronaut ke luar angkasa.

Wahana Hope yang menuju ke Mars dirancang di pusat penelitian antariksa UEA, Mohammed bin Rashid Space Centre, yang didirikan sejak tahun 2006. Masih terhitung anak bawang di kancah antariksa, jelas keberhasilan UEA patut mereka banggakan.

"Kita menyaksikan peluncuran sukses wahana Probe ke Mars dengan kebanggaan dan kebahagiaan, seiring kita memulai babak baru di antariksa, dipimpin oleh anak muda kita yang luar biasa," kata Sheikh Mohamed bin Zayed, Crown Prince of Abu Dhabi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti Anda tahu, ada tiga negara menuju ke Mars tahun ini, Amerika Serikat, China dan UEA. Berada di antara raksasa itu di industri antariksa, menjadi pendatang baru dan underdog. Ini menunjukkan ambisi UEA sama atau bahkan melebihi sebagian negara yang punya warisan di sektor antariksa," kata Omar Al Olama, Menteri Ekonomi Digital.

Ambisi Uni Emirat Arab di bidang sains dan antariksa diharapkan dapat semakin membuka ekonomi antariksa bagi negara itu. Bukti lain keseriusan mereka adalah penerbangan astronaut Hazza Al Mansouri ke ISS yang terbang ke ISS menggunakan roket Soyuz MS-15 pada 25 September. Sang astronaut Arab kembali pada 3 Oktober lalu di Kazakhstan.

ADVERTISEMENT
Foto Hazza Al MansouriHazza Al Mansouri. Foto: Hazza Al Mansouri

Berbagai pengalaman pun ia kisahkan termasuk bahwa Bumi itu bulat. "Alhamdullilah" adalah kata pertama yang ia ucap saat kembali ke planet ini. Ayah beranak 4 ini mengaku senang mempelajari banyak hal di antariksa dan selalu dibantu rekan sesama astronaut.

Saat ditanya dalam konferensi pers soal bentuk Bumi, warga Uni Emirat Arab yang melihat dengan mata kepalanya sendiri itu meyakinkan bahwa Bumi tak datar seperti yang dipercaya oleh sebagian orang.

Ia (Bumi-red) bulat, saya telah melihat sendiri dengan mata saya sehingga saya dapat mengatakannya pada Anda," jawabnya.

Semua berawal pada Desember 2018, wakil presiden UAE Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum membuka seleksi astronaut. Dari 4.022 kandidat, Hazza lolos menjadi dua astronot terpilih. Ia dilatih di Yuri Gagarin Cosmonaut Training Centre di Rusia untuk persiapan ke angkasa. April 2019, Hazza terpilih menjadi astronaut pertama untuk misi selama 8 hari di ISS.

Dia pun terbang pada 25 September dan kembali ke Bumi pada 3 Oktober lalu. Untuk misi ini, Hazza telah berlatih selama 1.400 jam. Di ISS, dia berperan sebagai partisipan atau astronaut tamu.

Hazza pun berharap suatu saat nanti, akan ada rekan senegaranya yang juga pergi ke angkasa. "Misi saya sekarang adalah transfer teknologi dan pengalaman pada astronot selanjutnya dan saya harap mereka lebih baik dari saya," cetusnya.

Dengan berbagai misi ambisius tersebut, UEA ingin menunjukkan pada para anak muda di negara-negara Arab bahwa banyak hal menjadi nyata dengan pendidikan, visi dan kegigihan.

"Ini adalah hadiah UEA pada dunia dan membuktikan kapabilitas warga UEA dan dunia Arab untuk mendapatkan prestasi besar. Mars adalah sebuah stasiun dan atas kehendak Tuhan, langkah selanjutnya akan lebih baik lagi," ujar Hussain Al Hammadi selaku Menteri Pendidikan UEA.