Ini Alasan Uni Emirat Arab Ngebet Datangi Planet Mars
Hide Ads

Ini Alasan Uni Emirat Arab Ngebet Datangi Planet Mars

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 14 Jul 2020 12:50 WIB
Planet Mars
Planet Mars. Foto: NASA
Dubai -

Uni Emirat Arab (UAE) untuk pertama kalinya akan meluncurkan satelit bernama Hope ke planet Mars. Apa alasan negara Arab itu menjelajah planet Merah?

Wahana Hope seberat 1,2 ton, bakal diluncurkan sebentar lagi dengan digendong roket H-2A dari landasan antariksa Tanegashima di Jepang. Ia akan menempuh perjalanan 500 juta kilometer ke antariksa dan dijadwalkan tiba Februari 2021, bertepatan perayaan 50 tahun Uni Emirat Arab.

UEA minim pengalaman mendesain dan menciptakan wahana antariksa, tapi mereka berambisi menyaingi dedengkot luar angkasa semacam Amerika Serikat, Rusia dan Eropa. Mereka maju terus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Engineer mereka dilatih oleh pakar dari Amerika, berhasil membuat wahana canggih dalam waktu 6 tahun. Saat sampai di orbit Mars, ia dirancang untuk meneliti atmosfernya, mempelajari cuaca dan iklim planet Merah.

Diharapkan, penelitian dari wahana UEA ini bakal menambah pengetahuan tentang kenapa Mars kehilangan banyak udara dan air. Misi besar yang diharapkan meningkatkan gairah bakat-bakat cemerlang di wilayah Arab untuk menekuni sains.

ADVERTISEMENT

Satelit ke Mars adalah salah satu proyek pemerintah UEA sebagai pertanda mereka ingin menurunkan ketergantungan pada sumber daya alam menuju masa depan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.

Akan tetapi risikonya memang sangat tinggi. Sekitar separuh misi ke planet Mars berakhir dengan kegagalan. Direktur program Hope, Omran Sharif, menyadari hal itu tapi menekankan bahwa negaranya patut mencoba.

"Ini adalah misi riset dan ya kegagalan itu mungkin. Apa yang paling penting di sini adalah kapabilitas yang didapat oleh UEA dalam misi ini dan pengetahuan yang dibawa bagi negeri ini," cetusnya.

Bekerja sama dengan pakar AS, kebanyakan proses produksi wahana Uni Emirat Arab itu berlangsung di Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP), University of Colorado. Akan tetapi banyak pekerjaan juga dilakukan di Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC), Dubai.

Brett Landing selaku system engineer senior LASP meyakini UEA kini sudah berpeluang melakukan misi lain dengan kemandirian penuh. "Engineer mereka sudah melakukannya dan tahu bagaimana mengerjakannya saat nanti mereka membuat pesawat antariksa," tutur dia.

Menariknya lagi, 34% dari seluruh orang dari UEA yang mengerjakan proyek besar ini adalah perempuan. Salah satunya adalah Menteri Sains, Sarah Al Amiri.

Wahana pengorbit ini akan menggunakan tiga instrumen untuk mempelajari atmosfer, cuaca dan iklim di Mars dari orbit. Observasi tersebut akan membantu astronom memahami transisi Mars dari planet yang hangat dan memiliki air menjadi planet yang dingin dan kering seperti saat ini.

Dalam melangsungkan penelitian, seperti dikutip detikINET dari BBC, wahana UEA nantinya akan berada di jarak antara 22 ribu sampai 44 ribu kilometer dari Mars.

Juli memang menjadi bulan yang penting bagi misi menuju Mars. Selain dari UEA, pesawat antariksa dari NASA Amerika Serikat (AS) dan China akan melesat juga ke sana.

Kenapa Uni Emirat Arab dan negara-negara itu menuju Mars di bulan yang sama? Ini dikarenakan pada pertengahan Juli dan Agustus Bumi dan Mars berada dalam posisi terbaiknya satu sama lain sehingga memungkinkan perjalanan sesingkat mungkin.