Pejabat Gugus Corona Amerika Sesalkan Ada Warga yang Anti-Sains
Hide Ads

Pejabat Gugus Corona Amerika Sesalkan Ada Warga yang Anti-Sains

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 22 Jun 2020 17:48 WIB
Dr. Anthony Fauci , director of the National Institute of Allergy and Infectious Diseases speaks during a meeting with US President Donald Trump and Louisiana Governor John Bel Edwards D-LA in the Oval Office of the White House in Washington, DC on April 29, 2020. (Photo by MANDEL NGAN / AFP)
Banyaknya orang yang termakan bias anti-sains di Amerika Serikat menarik perhatian Dr Anthony Fauci. Foto: AFP/MANDEL NGAN
Jakarta -

Dr Anthony Fauci, pejabat dari gugus tugas Corona di Amerika Serikat mengekspresikan perhatiannya pada isu yang ia sebut 'bias anti-sains' di negeri Paman Sam. Dr Fauci menjelaskan hal itu dalam podcast US Department of Health and Human Services, Learning Curve.

"Satu dari masalah yang kita hadapi di Amerika Serikat, sayangnya, adanya kombinasi dari bias anti-sains orang-orang untuk alasan yang kadang-kadang, ya, tak terbayangkan dan tidak bisa dimengerti. Mereka hanya tidak percaya sains dan mereka tidak percaya otoritas," ujar pakar di bidang penyakit menular itu.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) ini mendukung langkah-langkah yang telah ia rekomendasikan untuk membatasi penyebaran virus Corona termasuk pesan untuk tetap di rumah yang menurutnya bisa membantu menyelamatkan jutaan nyawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika AS dibuka kembali, Dr Fauci telah memperingatkan tentang munculnya lagi kasus-kasus baru dan pentingnya pengujian serta pelacakan kontak untuk mencegah lebih banyak infeksi dan kematian. Dia menyarankan orang untuk menghindari daerah yang ramai dan memakai masker di tempat umum untuk menghindari penyebaran virus.

Di podcast, ia mengatakan alasan untuk secara sengaja mengabaikan ilmu pengetahuan meskipun risiko yang jelas terhadap kesehatan adalah hal yang tak terbayangkan.

ADVERTISEMENT

"Ketika mereka melihat seseorang di Gedung Putih, yang memiliki wewenang untuk itu, yang berbicara tentang sains, bahwa ada beberapa orang yang tidak percaya itu -- dan itu disayangkan karena, Anda tahu, sains adalah kebenaran," tuturnya yang nampaknya merujuk dirinya sendiri.

Ia pun sempat curhat dengan mengatakan adanya penolakan yang dilakukan segelintir orang sekalipun banyak ahli yang menyuguhkan data dan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Itu adalah hal yang sama dengan orang yang antivaksin, yang tidak ingin orang divaksinasi, meskipun data jelas menunjukkan keamanan vaksin. Itu benar-benar masalah," pungkasnya. Demikian seperti ditulis oleh Science Alert.




(ask/fay)