Pengalaman 'Ajaib' Datangi Titik Terdalam Bumi
Hide Ads

Pengalaman 'Ajaib' Datangi Titik Terdalam Bumi

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 12 Jun 2020 06:02 WIB
Kathy Sullivan
Kapal selam Limited Factor menuju titik terdalam Bumi. Foto: EYOS Expeditions
Jakarta -

Bagaimana rasanya menjelajah titik terdalam Bumi, yaitu Challenger Deep di Palung Mariana? Tanya pada Kathy Sullivan, astronaut NASA sekaligus pakar kelautan yang baru saja melakukannya.

Challenger Deep kedalamannya sekitar 10,8 kilometer. Sullivan mendatanginya bersama Victor Vescovo, mantan tentara Amerika Serikat yang juga petualang andal.

Pada 7 Juni, mereka bersiap-siap dalam misi yang digelar Eyos Expeditions. Sebelumnya, tim EYOS sudah menurunkan perangkat lander ke dasar laut untuk memahami kondisinya, seperti temperatur air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perangkat itu juga membuka jalan dan membantu navigasi karena kapal selam Limited Factor akan menyelam dalam keadaan gelap. Limited Factor diturunkan dari kapal pengangkut dengan Sullivan dan Vescovo di dalamnya. Wahana ini sudah pernah mendatangi Challenger Deep sebelum misi ini.

Dibuat oleh Triton Submarines, Limited Factor dibekali sistem pendukung kehidupan. Materialnya dari titanium setebal 90 milimeter, dirancang kuat melindungi penumpang dari tekanan 2.200 metrik ton di dasar lautan.

ADVERTISEMENT
Kathy SullivanKathy Sullivan Foto: Daily Mail

Sampel di dasar lautan juga akan dikoleksi karena banyak yang belum diketahui di sana. "Kita baru sangat sedikit tahu tentang kehidupan di bawah 6.000 meter. Hampir di setiap penyelaman kami mendapatkan sesuatu yang baru di sains," cetus Rob McCallum, co founder Eyos.

Limited Factor pun mulai menyelam. Sullivan dan Vescovo duduk berdampingan di kabin yang cukup nyaman. Kaki bisa diregangkan cukup baik. "Seperti terbang di kelas Ekonomi atau Ekonomi Premium," ujar Sullivan.

Beberapa jam menyelam sebelum mencapai dasar dalam waktu 4 jam, kabin menjadi jauh lebih dingin. Sullivan yang juga astronaut NASA ini mengatakan pengalaman naik roket ke antariksa berbeda, karena lebih berisik dan banyak akselerasi.

Menuju ke dalam lautan seperti menuruni lift ajaib. "Sangat sangat tenteram. Kamu tidak perlu memakai kostum antariksa, bisa memakai kaos biasa saja kalau mau. Dan penyelamannya lambat, smooth," kisah Sullivan.

Untuk mengisi perut, mereka memakan sandwich tuna, keripik dan strudel apel. Pemandangannya pun kadang menakjubkan.

"Lautan benar-benar hidup. Meskipun terus turun, ada kehidupan. Variasi luar biasa kehidupan di lautan benar-benar menarik. Dan tentu saja di dasar lautan, ada kondisi geologi yang mempesona," tutur Sullivan.

Empat jam berlalu, sampailah mereka di Challenger Deep. Setelah saling mengucap selamat dan melakukan berbagai pemeriksaan selama 15 menit, mereka pun menikmati pemandangan. Sullivan mengaku teringat misinya di antariksa.

"Ketika melihat lander penelitian, itu seperti saat aku seorang astronaut dan menemukan wahana yang datang sebelum aku. Rasanya seperti berada di dunia lain," kisahnya.

Mereka berada di Challenger Deep sekitar 1,5 jam, kemudian naik kembali ke kapal ekspedisi DSSV Pressure Drop di tengah lautan Pasifik. Keseluruhan misi memakan waktu sekitar 10 jam.