Remdesivir Cegah Kerusakan Paru pada Monyet Terinfeksi COVID-19
Hide Ads

Remdesivir Cegah Kerusakan Paru pada Monyet Terinfeksi COVID-19

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 11 Jun 2020 16:59 WIB
Traitement possible par Remdesivir pour traiter le coronavirus Covid-19
Remdesivir Cegah Kerusakan Paru pada Monyet Terinfeksi COVID-19. Foto: iStock
Jakarta -

Obat antivirus remdesivir buatan Gilead Sciences Inc. efektif mencegah penyakit paru-paru pada monyet yang terinfeksi virus Corona baru. Demikian hasil studi terbaru yang dipublikasikan jurnal ilmiah Nature pekan ini.

Temuan ini pertama kali dilaporkan pada April lalu oleh National Institutes of Health (NIH) AS sebagai 'preprint' sebelum validasi akademik tradisional yang disediakan oleh jurnal medis.

Remdesivir adalah obat pertama yang terbukti efektif melawan COVID-19 dalam uji coba pada manusia. Studi klinis lain yang melibatkan obat ini, diawasi dengan ketat saat berbagai negara mencari pengobatan untuk penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 7 juta orang dan membunuh lebih dari 400 ribu orang di seluruh dunia ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Reuters, Remdesivir disetujui di Jepang bulan lalu dengan merek Veklury. Obat ini telah dipakai untuk kondisi darurat pada pasien yang sakit parah di AS, India, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa.

Dalam studi yang dipublikasikan Selasa (9/6), dijelaskan bagaimana penelitian ini dilakukan pada 12 ekor monyet terinfeksi virus Corona baru. Setengah dari monyet kemudian diberikan perawatan awal menggunakan remdesivir.

ADVERTISEMENT

Hasilnya, monyet yang diobati dengan remdesivir tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit pernapasan dan tidak ditemui kerusakan pada paru-parunya.

Penelitian ini juga mengungkapkan, viral load atau jumlah virus di paru-paru hewan yang diobati dengan remdesivir terbukti lebih rendah.

Para penulis penelitian ini menyarankan remdesivir dipertimbangkan sebagai pengobatan dini pada pasien COVID-19 untuk mencegahnya berkembang menjadi pneumonia.

Studi ini juga mendukung uji coba klinis yang dijalankan di AS yang hasilnya dirilis pada akhir April. Uji coba klinis tersebut mengungkapkan remdesivir mengurangi rawat inap hingga 31%, atau sekitar empat hari, dibandingkan dengan pengobatan dini menggunakan plasebo.

Gilead Sciences Inc. pun pekan lalu melaporkan data dari uji coba remdesivir yang mereka lakukan sendiri. Hasil uji coba menunjukkan, obat tersebut memberikan manfaat meringankan bagi pasien COVID-19 tingkat sedang yang diberikan pengobatan selama lima hari.




(rns/fay)