11 Asteroid Berbahaya yang Mungkin Ancam Bumi Ditemukan
Hide Ads

11 Asteroid Berbahaya yang Mungkin Ancam Bumi Ditemukan

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 21 Feb 2020 05:48 WIB
Asteroid yang terdeteksi mendekati bumi
AI Temukan 11 Asteroid Berbahaya yang Bisa Ancam Bumi Foto: NASA
Jakarta -

Ada jutaan bebatuan yang tersebar di tata surya. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki ancaman yang berarti tapi ada beberapa yang berpotensi mengancam kehidupan di Bumi.

Untuk itu sistem deteksi asteroid sangat penting agar bisa memantau jika ada objek berbahaya yang mendekati Bumi. Seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dikembangkan oleh tim dari Leiden University di Belanda.

Sistem jaringan neural ini diberi nama 'Hazardous Object Identifier'. Dikutip dari New York Post, Jumat (21/2/2020) AI ini berhasil menemukan 11 asteroid berbahaya yang bahkan tidak masuk dalam daftar asteroid berpotensi mengancam milik NASA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sistem ini dipakai untuk mencari asteroid yang diameternya lebih dari 100 meter. Asteroid sebesar itu bisa menyebabkan kehancuran yang cukup besar jika menghantam Bumi.

Mereka juga fokus pada asteroid yang kemungkinan akan mendekati Bumi dengan jarak sekitar 7,5 juta km. Jarak ini terbilang cukup jauh, tapi cukup dekat untuk mendorong ilmuwan meneliti objek-objek berbahaya ini.

ADVERTISEMENT

Untungnya ancaman dari asteroid yang dideteksi oleh sistem AI ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. 11 asteroid ini diperkirakan akan terbang mendekati Bumi antara tahun 2131 dan 2923, ratusan tahun dari sekarang.

Untuk menguji jika sistem AI mereka berhasil mendeteksi asteroid berbahaya dengan akurat, tim Leiden University membandingkannya dengan daftar 2.000 asteroid yang dimiliki NASA. 90,99% deteksi yang dilakukan AI berhasil menentukan mana asteroid yang berbahaya dan mana yang tidak.

Saat ini, tim peneliti sedang bekerja untuk membuat sistem AI mereka menjadi lebih akurat dalam memprediksi asteroid yang terbang dekat dengan Bumi.

"Kami tahu bahwa metode kami bekerja dengan baik, tapi kami tentu saja ingin menggali lebih dalam dengan jaringan neural yang lebih baik dengan lebih banyak input," kata salah satu penulis studi ini, Simon Portegies Zwart.

"Hal yang rumit adalah gangguan kecil di kalkulasi orbit bisa berujung pada perubahan besar di akhir," sambungnya.




(vmp/vmp)