Seperti yang diberitakan Space Daily, negosiasi ini dilakukan Indonesia ke Badan Antariksa Rusia alias Roscosmos. Adapun proses tersebut telah berlangsung pada awal tahun 2020.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin yang mengungkapkan keinginan Indonesia untuk bisa mengirimkan penjelajah antariksa pertama kalinya ke ruang hampa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita telah memulai negosiasi dengan beberapa negara, seperti Turki, Indonesia, Hungaria yang menginginkan peluncuran kosmonot mereka sendiri. Mereka ingin berkerjasama dengan Roscosmos," ujar Rogozin.
Sebagai informasi, kosmonaut yang dimaksud sama artinya dengan astronaut, yakni penjelajah antariksa yang diamanatkan menjalankan suatu misi. Letak perbedaan adalah asal mula istilah itu berasal, di mana kosmonaut dari Rusia dan astronaut dari AS dan kini jadi semacam pakem.
November lalu, seorang delegasi Hungaria melakukan pembicaraan dengan Roscosmos untuk menanyakan kemungkinan pengiriman astronaut dari negaranya. Astronaut Hungaria nantinya diharapkan dapat tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2024 dengan menggunakan roket Soyuz.
Sementara itu, kata Rogozin, Roscosmos juga telah bertemu dengan Duta Besar Turki pada Oktober lalu. Pertemuan tersebut untuk membahas prospek kerja sama bilateral antara Rusia-Turki dalam eksplorasi luar angkasa. Bahkan, Rogozin mengatakan siap melatih dan membawa astronaut Turki ke ISS di 2023.
Bagaimana dengan Indonesia? detikINET pun meminta konfirmasi ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan mengatakan bahwa negosiasi tersebut tidak dilakukan oleh mereka.
"Saya nggak tahu pihak Indonesia yang bernegosisasi," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin.
(agt/fay)