"Baterai lithium ion telah merevolusi kehidupan kita dan digunakan di segalanya dari ponsel ke laptop dan kendaraan listrik," tulis Komite Nobel yang dikutip detikINET dari CNN.
Ketiganya akan berbagi hadiah sebesar USD 910 ribu. Wittingham mengembangkan baterai lithium fungsional pertama pada tahun 1970-an walaupun kala itu masih sangat rentan meledak untuk digunakan secara massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Goodenough lantas mengembangkan baterai lithium yang jauh lebih bertenaga. Yoshino menyempurnakannya pada tahun 1985 dengan mengeliminasi lithium murni dari baterai dan menghasilkan baterai lithium ion pertama yang dapat dikomersialisasi.
Baterai lithium ion akhirnya aman untuk digunakan pada perangkat sehari-hari. Pada saat ini, lithium ion sangat banyak dimanfaatkan seperti untuk mendayai smartphone dan laptop. Di sisi lain, perkembangan baterai lithium ion juga menjadi kunci perpindahan dari bahan bakar fosil.
"Baterai lithium ion digunakan secara global sebagai daya perangkat elektronik yang kita pakai untuk komunikasi, bekerja, belajar, mendengar musik dan mencari ilmu pengetahuan," sebut Komite Nobel.
Pada umur 97 tahun, Goodenough menjadi penerima anugerah Nobel tertua. Adapun Whittingham berusia 77 tahun dan Yoshino berumur 71 tahun.
(fyk/fay)