Ilmuwan Akhirnya Ubah Medan Magnet Bumi
Hide Ads

Ilmuwan Akhirnya Ubah Medan Magnet Bumi

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 06 Feb 2019 12:20 WIB
Pergeseran kutub utara magnet dan perubahan medan magnet Bumi sudah diatasi oleh para ilmuwan. Foto: BBC Magazine
Jakarta - Medan magnet Bumi yang mengalami perubahan drastis pada beberapa waktu belakangan akhirnya mendapat pembaruan baru-baru ini. Hal tersebut tertuang dalam versi baru dari World Magnetic Model (WMM).

Pembaruan tersebut diumumkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) melalui situs resminya. Hal ini sejatinya dijadwalkan terlaksana 15 Januari lalu, namun lantaran Amerika Serikat sedang menjalani government shutdown waktu itu, update akhirnya diundur dan baru dilakukan pada awal pekan ini.

Kutub magnet utara mengalami perubahan posisi seiring berjalannya waktu dari Kanada menuju Siberia. Catatan terakhir menunjukkan ia bergerak sekitar 50 kilometer per tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kutub magnet utara mungkin bergerak sekitar 1.000 kilometer dalam rentang waktu 1900 dan 1990 dan itu juga bergerak sekitar 1.000 kilometer pada periodeo yang dimulai dari akhir 1990-an hingga sekarang, jadi perubahannya sangat signifikan," ujar William Brown, ilmuwan dari British Geological Survey yang ikut merumuskan pembaruan WMM.

Biasanya, versi anyar dari WMM dirilis tiap lima tahun terakhir. Pembaruan pada 2019 ini menjadi anomali lantaran versi terakhir WMM diterbitkan pada 2015 lalu. Perubahan kutub magnet utara Bumi yang lebih pesat dari biasanya membuat pembaruan mendadak harus dilakukan.

"Kesalahan yang muncul tumbuh sedikit lebih cepat dari biasanya, khususnya di kawasan Arktik sebelah utara dekat medan magnet utara," ucap Arnaud Chulliat, peneliti dari University of Colorado Boulder dan NOAA yang ikut berkontribusi dalam pembaruan WMM ini.


"Terkadang ia bergerak lebih cepat, sewaktu-waktu ia melambat. Alasan perubahan yang signifikan ini karena aliran cairan besi yang lebih cepat di beberapa daerah," kata Brown, sebagaimana detikINET kutip dari The Verge, Rabu (6/2/2019).

Sekadar info, medan magnet planet ini terbentuk dari cairan besi di dalam inti Bumi lewat geodinamo, yaitu proses kinesis perubahan cairan perut Bumi menjadi energi magnetis. Sedangkan perubahan kecepatan aliran cairan besi ke dalam inti Bumi disebut sebagai dorongan geomagnetik, dan biasanya tidak terasa kejadiannya.

Fungsi World Magnetic Model

WMM ini sendiri berguna untuk keperluan di bidang militer dalam navigasi di bawah laut maupun udara. Sejumlah lembaga pemerintahan seperti NASA pun menggunakannya untuk pemetaan, pelacakan satelit, dan pengaturan trafik di udara.

Titik putih merupakan posisi kutub medan magnet utara yang baru.Titik putih merupakan posisi kutub medan magnet utara yang baru. Foto: National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)


Sedangkan bagi individual seperti kita, smartphone juga mendandalkan WMM untuk memberikan penggunanya kompas yang akurat. Aplikasi seperti Google Maps dan Waze yang mengandalkan teknologi GPS juga tidak luput dalam menerapkan WMM.

Kalau mau contoh lainnya, bandara bisa menjadi salah satu yang paling konkret. Bandar udara menggunakan data dari WMM untuk memberikan nama numerik terhadap landasan pacu sebagai panduan bagi pilot.

Rencananya, pembaruan WMM yang dilakukan tahun ini akan berlaku hingga 2020 mendatang. Lembaga terkait akan tetap melakukan update terhadap model tersebut mengikuti siklus yang ada.



Tonton juga video 'Muncul Lagi Teori Baru, Bumi Berbentuk Donat':

[Gambas:Video 20detik]

(mon/fyk)