"Merkurius adalah planet kecil yang dekat dengan Matahari, jadi kalian bisa terbang lurus ke arah Merkurius dan tiba di sana dalam beberapa bulan, tetapi kalian tidak bisa berhenti karena gravitasi Matahari akan menghisap kalian," kata peneliti yang bekerja di orbiter Mercury Planetary, Suzanne Imber, seperti dikutip detikINET dari Guardian, Senin (21/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan melewati Bumi sekali, Venus dua kali, dan Merkurius enam kali," kata Deputy Project Scientist BepiColombo Joe Zender.
BepiColombo akan membutuhkan waktu tujuh tahun untuk mencapai orbit Merkurius. Setelah mencapai orbit Merkurius, misi ini dihadapkan dengan masalah suhu ekstrem di planet tersebut.
"Panasnya luar biasa, 450 derajat Celcius di satu sisi, tapi jangan lupa di sisi lainnya mencapai -180 derajat Celcius," jelas Imber.
"Wahana kami akan bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dalam beberapa puluh menit. Instrumen kami harus beroperasi di sekitar suhu kamar," lanjutnya.
Untuk itu, orbiter buatan JAXA akan berputar 15 kali dalam satu menit agar tidak terpanggang. Sementara orbiter buatan ESA akan dibungkus dalam selimut berlapis khusus dan memiliki radiator untuk perlindungan.
Baca juga: Mengapa Planet Bisa Berbentuk Bulat? |
BepiColombo merupakan misi ketiga yang akan mencapai Merkurius, setelah misi Mariner 10 dan Messenger. Misi ini akan meneliti bagaimana proses terbentuknya Merkurius. Selain itu, BepiColombo juga akan mempelajari struktur internal, medan magnet dan komposisi permukaannya.
Tonton juga 'Persiapan Astronot China ke Luar Angkasa 2020':
(rns/rns)