Seperti dikutip detikINET dari CNET, Rabu (5/9/2018), komet ini mengorbit Matahari setiap 6,6 tahun. Komet 21P saat ini sedang terbang mendekati bagian dalam tata surya dengan kecepatan 82.000 kilometer per jam.
Baca juga: Ini Alasan Mars Sulit Dihuni Manusia |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jarak ini merupakan yang terdekat antara Bumi dengan Komet 21P dalam 72 tahun. Saat ini, komet 21P sudah mulai terlihat dari Bumi dalam kondisi langit yang gelap dan menggunakan teropong.
Tetapi, komet ini akan terus bertambah terang hingga posisi terdekatnya dengan Bumi pada 10 dan 11 September.
Komet 21P hanya memiliki diameter dua kilometer. Tetapi dengan panas Matahari, komet ini akan memiliki ekor selebar 290 ribu kilometer atau setara dengan dua kali diameter Jupiter.
Komet ini juga merupakan bagian dari hujan meteor Draconid yang biasa muncul pada Oktober. Hujan meteor tersebut terjadi karena setiap komet melewati bagian dalam Tata Surya dan selalu meninggalkan puing-puing kecil.
Baca juga: Bukan Lagi Planet, Pluto Cuma Jadi Komet? |
Adalah astronom Paris Michel Giacobini yang menemukan komet ini pertama kalinya pada 20 Desember 1900. Kemudian pada Oktober 1913 astronom Jerman Ernst Zinner menemukannya lagi. Karenanya, komet tersebut diberi nama sesuai dengan nama kedua astronom tersebut. (rns/rns)