Proses tersebut menjadi kunci mewujudkan kolonisasi manusia ke Mars. Salah satu solusi yang ditawarkan para ahli untuk membuat Planet Merah tersebut menjadi mirip dengan Bumi adalah dengan melepas gas karbon dioksida (CO2) di permukaan Mars untuk mempertebal lapisan atmosfernya sehingga dapat menjadi pelindung sekaligus pengatur suhu di dalamnya.
Baca juga: Satelit NASA Mulai Keliling Cari Planet Baru |
Sayangnya, para peneliti tampaknya harus memutar otak untuk bisa membuat Planet Merah tersebut menjalani proses terraforming. Hal tersebut disebabkan minimnya kandungan CO2 di objek luar angkasa itu, sebagaimana detikINET kutip dari situs resmi NASA, Selasa (31/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebagai perbandingan, tekanan atmosfer Mars tidak sampai 1%, tepatnya 0,6%, dari yang dimiliki oleh lapisan pelindung Bumi. Mereka menyimpulkan, paling tidak, Mars butuh tekanan atmosfer yang sama dengan Bumi agar dapat mendukung hadirnya air dalam bentuk cairan di sana, karena jaraknya cukup jauh dari Matahari.
Solusinya, beberapa percobaan pun ditawarkan oleh mereka. Salah satunya dengan memanfaatkan lapisan es di kutub Mars. Air berbentuk padat tersebut, menurut para peneliti, tapi diuapkan atau diledakkan untuk menyerap radiasi lebih banyak.
Usaha tersebut diperkirakan dapat meningkatkan tekanan atmosfer di Mars menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. Sayangnya, itu hanya akan membuatnya memiliki 1,2% dari tekanan atmosfer Bumi.
Kemudian, para peneliti turut menyebutkan cara lain untuk meningkatkan kandungan CO2 di Mars dengan memanaskan lapisan tanah di sana. Kegiatan itu diperkirakan mampu meningkatkan tekanan atmosfer menjadi 4%.
Ide yang paling menarik dari semua itu adalah dengan mengarahkan komet dan asteroid untuk menabrak Mars. Tapi, berbagai solusi tersebut dianggap tidak bisa diterapkan untuk teknologi saat ini. (mon/rns)