Ini Alasan Mars Sulit Dihuni Manusia
Hide Ads

Ini Alasan Mars Sulit Dihuni Manusia

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Selasa, 31 Jul 2018 13:21 WIB
Kala roket menjangkau Mars. Foto: Ilustrasi: Suteja Angkasa
Jakarta - Pernah dengar istilah terraforming? Jika belum, kata tersebut berarti sebuah proses untuk mengubah lingkungan di sebuah planet menjadi dapat dihuni atau mirip dengan Bumi.

Proses tersebut menjadi kunci mewujudkan kolonisasi manusia ke Mars. Salah satu solusi yang ditawarkan para ahli untuk membuat Planet Merah tersebut menjadi mirip dengan Bumi adalah dengan melepas gas karbon dioksida (CO2) di permukaan Mars untuk mempertebal lapisan atmosfernya sehingga dapat menjadi pelindung sekaligus pengatur suhu di dalamnya.


Sayangnya, para peneliti tampaknya harus memutar otak untuk bisa membuat Planet Merah tersebut menjalani proses terraforming. Hal tersebut disebabkan minimnya kandungan CO2 di objek luar angkasa itu, sebagaimana detikINET kutip dari situs resmi NASA, Selasa (31/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan riset dari tim peneliti yang didanai oleh badan antariksa Amerika Serikat, walaupun atmosfer Mars sebagian besar mengandung zat tersebut, namun jumlahnya masih belum cukup untuk menjaga air di dalamnya tetap berbentuk cairan. Hal itu akan membuat air di permukaan Planet Merah dapat sangat cepat menguap atau membeku.

Penjelasan sumber CO2 dan tekanan atmosfer di Mars.Penjelasan sumber CO2 dan tekanan atmosfer di Mars. Foto: NASA Goddard Space Flight Center

Sebagai perbandingan, tekanan atmosfer Mars tidak sampai 1%, tepatnya 0,6%, dari yang dimiliki oleh lapisan pelindung Bumi. Mereka menyimpulkan, paling tidak, Mars butuh tekanan atmosfer yang sama dengan Bumi agar dapat mendukung hadirnya air dalam bentuk cairan di sana, karena jaraknya cukup jauh dari Matahari.

Solusinya, beberapa percobaan pun ditawarkan oleh mereka. Salah satunya dengan memanfaatkan lapisan es di kutub Mars. Air berbentuk padat tersebut, menurut para peneliti, tapi diuapkan atau diledakkan untuk menyerap radiasi lebih banyak.

Usaha tersebut diperkirakan dapat meningkatkan tekanan atmosfer di Mars menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. Sayangnya, itu hanya akan membuatnya memiliki 1,2% dari tekanan atmosfer Bumi.


Kemudian, para peneliti turut menyebutkan cara lain untuk meningkatkan kandungan CO2 di Mars dengan memanaskan lapisan tanah di sana. Kegiatan itu diperkirakan mampu meningkatkan tekanan atmosfer menjadi 4%.

Ide yang paling menarik dari semua itu adalah dengan mengarahkan komet dan asteroid untuk menabrak Mars. Tapi, berbagai solusi tersebut dianggap tidak bisa diterapkan untuk teknologi saat ini. (mon/rns)