Dalam video yang merekam jatuhnya asteroid tersebut, tampak objek antariksa ini sempat berpijar terang dalam beberapa detik. Penampakan ini dilaporkan juga terlihat di daerah sekitar Lipetsk, seperti Voronezh, Tula, Kursk, dan Orel.
Pihak NASA pun sudah melakukan observasi terhadap fenomena tersebut untuk mendeteksi dampak yang ditimbulkan setelah ledakan terjadi. Badan antariksa Amerika Serikat tersebut memperkirakan kekuatan ledakan tersebut berada di kisaran 2,8 kiloton, sebagaimana detikINET kutip dari CNET, Senin (25/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, lima tahun lalu juga terjadi sebuah ledakan meteor di langit Rusia, tepatnya di Chelyabinsk. Kejadian yang terjadi pada 15 Februari 2013 tersebut melibatkan sebuah asteroid yang diperkirakan sebesar rumah saat sudah menembus atmosfer Bumi.
Akibat kejadian tersebut, lebih dari 1.600 orang mengalami luka-luka. Kebanyakan dari mereka terkena pecahan kaca yang ditimbulkan dari ledakan tersebut. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat energi yang dilepaskan dentuman itu mencapai 440 kiloton, atau setara dengan 440.000 ton TNT.
Selain itu, meteor tersebut juga sempat melaju dengan kecepatan hingga 63.730 kilometer per jam sebelum meledak 22,5 kilometer di atas permukaan Bumi. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh ledakan itu pun berhasil menimbulkan dampak dengan jangkauan lebih dari 50 ribu hektar.
![]() |
Peristiwa di Chelyabinsk tersebut pun disebut-sebut sebagai salah satu ledakan meteor terbesar yang dapat terekam dalam 30 tahun terakhir. Meski begitu, Rusia sempat mengalami kejadian dengan dampak yang lebih besar.
Pada 30 Juni 1908, kawasan hutan di Siberia, dekat sungai Podkamennaya Tunguska, menjadi saksi bisu dari kejadian yang disebut sebagai salah satu ledakan asteroid terbesar sepanjang sejarah manusia. Peristiwa ini dikarenakan oleh jatuhnya meteor dengan panjang diperkirakan berkisar antara 50 hingga 100 meter.
Akibatnya pun tidak main-main. 200.000 hektar hutan, yang di dalamnya terdapat sekitar 80 juta pohon, rata dengan tanah. Tidak hanya itu, sejumlah masyarakat yang tinggal sekitar 60 kilometer jauhnya dari lokasi ledakan pun mengaku merasakan hawa panas yang ditimbulkannya. Beberapa jendela pun dilaporkan pecah pada saat itu.
Ledakan pada kejadian yang dikenal sebagai Tunguska Event ini disebut-sebut memiliki kekuatan 185 kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945. Bahkan, sejumlah pihak angka tersebut masih dapat berubah menjadi lebih besar lagi.