Tiga hari lagi, fenomena Super Blue Blood Moon siap menyambangi seluruh daerah di Indonesia, serta sejumlah negara di Asia dan Australia.
Penampakan ini menjadi spesial karena tiga kejadian alam yaitu gerhana bulan, supermoon, dan bluemoon akan terjadi dalam waktu yang bersamaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa sebenarnya yang membuat penampakan ini menjadi sebuah hal langka? Seperti detikINET kutip Forbes, Minggu (28/1/2018), ada tiga alasannya.
Silakan klik next untuk membaca artikel penjelasannya.
1. Blue Moon
Foto: Ilustrasi tahapan super blue blood moon (Dok. NASA)
|
Saat purnama menampakkan dirinya di antara dua tanggal pertama di sebuah bulan, maka besar kemungkinan blue moon akan muncul pada salah satu dua tanggal terakhir di sebuah bulan.
Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan juga blue moon justru akan muncul pada awal bulan setelahnya.
Pada 2018, setelah Januari ini, blue moon akan terjadi lagi pada 31 Maret mendatang, dengan purnama pertama berlangsung pada 2 Maret.
Rata-rata, purnama terjadi sekali tiap bulannya, dengan purnama tambahan muncul sekitar 7 kali setiap 19 tahun. Bisa dikatakan, hanya sekitar 3% terhadap seluruh fenomena purnama adalah blue moon.
Sebelumnya, blue moon terakhir muncul pada 31 Juli 2015. Sedangkan penampakan ini akan terjadi lagi, setelah 2018, pada 31 Oktober 2020.
2. Supermoon
Foto: Ilustrasi gerhana bulan (Dok LAPAN)
|
Diperkirakan, 25% dari seluruh purnama yang terjadi merupakan fenomena supermoon. Hal ini disebabkan saat purnama mencapai jarak dibawah 359.000 km dari Bumi, maka kejadian ini bisa disebut juga sebagai supermoon.
Menariknya, dua purnama terakhir yang terjadi, yaitu pada 2 Januari 2018 dan 3 Desember 2017, adalah supermoon.
3. Gerhana Bulan Total
Foto: Dok. REUTERS/Jean-Paul Pelissier
|
Meskipun begitu, gerhana cenderung lebih sering terjadi dalam bentuk parsial maupun penumbral.
Dalam kurun waktu sekitar 5.000 tahun dari 2.000 SM hingga 3.000 M nanti, Bumi akan melihat kurang lebih 3.479 gerhana bulan total.
Bisa dikatakan, kemungkinan terjadinya fenomena ini adalah sekali tiap 18 purnama, atau sekitar 5,6% dari keseluruhannya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, kemungkinan untuk tergabungnya fenomena blue moon, supermoon, dan gerhana bulan total dalam satu momen adalah 0,042% dari keseluruhan penampakan purnama, atau sekitar 1 dari 2.380 purnama.
Hal tersebut merujuk pada kesimpulan bahwa, secara rata-rata, super blue blood moon hanya akan terjadi setiap 265 tahun. Jadi, jangan sampai ketinggalan momen langka ini pada Rabu (31/1/2018) mendatang.
Jangan lewatkan momen langka ini dengan mengirimkan informasi seputar fenomena Super Blue Blood Moon di sekitar kalian ke pasangmata.com.