Amerika Mau Sunting Gen Manusia untuk Lawan Kanker
Hide Ads

Amerika Mau Sunting Gen Manusia untuk Lawan Kanker

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Jumat, 19 Jan 2018 12:54 WIB
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Setahun lebih setelah penugasan, kumpulan dokter asal Amerika Serikat siap melakukan uji coba alat sunting gen ke manusia.

Pada Juni 2016 lalu, National Institutes of Health (NIH), memberikan kepercayaan kepada sejumlah dokter dari University of Pennsylvania Health System (Penn Medicine) untuk mulai melakukan uji coba CRISPR terhadap manusia.

CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) sendiri merupakan sebuah teknologi yang memungkinakan untuk mengubah, menghapus, hingga menyisipkan gen spesifik untuk mengatasi keabnormalan di gen tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan sebuah proposal berjudul NY-ESO-1-redirected CRISPR (TCRendo and PD1) Edited T Cells (NYCE T Cells) yang diunggah oleh University of Pennsylvania di ClinicalTrials.gov, tim yang dipimpin oleh Edward Stadtmauer sudah siap menjalankan studi mereka mulai bulan ini

Dalam uji coba pertama di Amerika Serikat ini, Stadtmauaer dan kolega akan menggunakan CRISPR untuk menyunting sel T, yang berperan besar dalam sistem imun, dari para partisipan.

Mereka akan mengekstrak sel darah dari para pasien agar dapat menyuntingnya di luar tubuh, sebuah teknik yang dinamakan terapi gen ex vivo.

Lalu, para dokter akan menghapus dua gen spesifik dari sel T, yaitu PD-1 yang biasa dieksploitasi oleh sel kanker untuk menghentikan aktivitas sistem imun, serta sebuah reseptor pendeteksi bahaya seperti kuman.

Nantinya, mereka akan menyusupkan sebuah reseptor baru yang sudah didesain untuk sel T akan dapat melawan sel kanker secara langsung.

Tujuannya adalah untuk mengubah sel T menjadi lebih baik dalam melawan kanker sebelum memasukannya kembali ke dalam aliran darah pasien.

Untuk itu, sebanyak 18 pasien yang menderita tiga tipe kanker, yaitu multiple myeloma, sarkoma, dan melanoma, akan dilibatkan dalam uji coba tersebut.

Penelitian yang rencananya akan selesai pada Januari 2033 ini mendapat bantuan pembiayaan dari Parker Institute for Cancer Immunotherapy.

Menariknya, juru bicara Penn Medicine justru mengatakan bahwa mereka belum bisa menentukan tanggal dimulainya proyek ini secara pasti.

"Kami sudah berada di tahap akhir dalam persiapan untuk memulai uji coba, namun kami masih belum bisa memberikan keterangan secara spesifik kapan proyek ini akan dilaksanakan," ujarnya, seperti detikINET kutip dari Futurism, Jumat (19/1/2018).

Setelah AS, Swiss diperkirakan akan menyusul untuk melakukan uji coba terapi gen ex vivo terhadap manusia pada akhir 2018 mendatang lewat proyek yang dibesut oleh CRISPR Therapeutics. (jsn/rou)
Berita Terkait