Beberapa waktu lalu Logitech merilis produk mouse baru yang unik, yaitu Logitech Lift Vertical Ergonomic Mouse, mouse dari lini produk Ergo yang berbentuk vertikal.
Ya, vertikal. Berbeda dengan mouse pada umumnya, di mana tangan penggunanya berada pada posisi horizontal, telapak tangan saat memakai Lift berada pada posisi vertikal.
Mirip saat menulis menggunakan pulpen, atau bisa juga mirip dengan posisi tangan saat berjabatan dengan tangan orang lain. Logitech mendesain Lift secara vertikal, tepatnya 57 derajat, yang mereka klaim lebih nyaman untuk penggunaan dalam waktu lama. Benarkah? Yuk simak ulasan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desain
Dengan harga Rp 1,2 jutaan, Lift jelas bukan mouse yang murah. Harganya berdekatan dengan seri MX, baik MX Master maupun MX Anywhere. Namun harga yang relatif tinggi ini juga terbayar dari desainnya yang cukup premium.
Tentu desainnya tak semewah seri MX Master, namun desain Lift ini masih terbilang premium. Ada tekstur garis horizontal pada bagian palm rest-nya yang terasa seperti karet, dengan tema warna two tone. Hitam dan abu-abu pada unit yang diterima detikINET.
Dengan desain yang vertikal ini, penempatan tombol terbagi menjadi dua, kiri dan kanan. Di bagian kiri, yang diakses menggunakan ibu jari, ada dua tombol. Sementara di bagian kanan ada empat tombol, klik kiri dan kanan, tombol scroll, dan satu tombol di bawah scroll. Semua tombol tersebut bisa dikustomisasi penggunaannya lewat software Logi Option+.
![]() |
Lalu pada bagian bawah, terlihat kalau mouse ini punya bentuk yang mirip dengan telur. Ada tombol power, tombol pilihan koneksi, dan sebuah panel dengan magnet untuk tempat baterai AA dan slot untuk menyimpan dongle Logi Bolt.
Tak seperti seri MX yang menggunakan baterai tanam dan bisa diisi ulang, Lift masih menggunakan baterai AA. Agak disayangkan memang, namun selama pengujian dan dari pengalaman menggunakan bermacam mouse Logitech lain, baterai tersebut akan bertahan sangat-sangat lama sebelum perlu diganti.
Logitech mengklaim baterai AA di Lift bisa bertahan selama 24 bulan untuk penggunaan normal.
Selain terhubung memakai Logi Bolt, Lift juga bisa terhubung menggunakan Bluetooth. Ada satu slot koneksi yang bisa dipakai untuk koneksi Bluetooth dari tiga slot yang tersedia.
Seperti banyak mouse Logitech lain, Lift juga mendukung fitur Logitech Flow di mana pengguna bisa berpindah antara satu perangkat ke perangkat lain dengan mudah, juga memindahkan file antara satu dan lainnya.
![]() |
Performa, kustomisasi, dan kesimpulan ada di halaman berikutnya >>>
Performa
Bagaimana rasanya menggunakan mouse vertikal? Harus diakui, untuk saya yang sehari-hari memakai MX Master 3, saat pertama memakai Lift rasanya agak canggung. Dan butuh beberapa hari untuk membiasakan tangan dengan posisi mouse yang tak lazim ini.
Ditambah lagi, untuk telapak tangan saya, rasanya dimensi Lift ini sedikit terlalu kecil. Saat saya menulis ulasan ini, tangan saya sudah terbiasa dengan sudut 57 derajat dari Lift, meski ada satu hal yang masih terasa aneh.
Yaitu mengklik tombol scroll, tombol yang rutin saya pakai untuk berbagai tujuan, termasuk menutup tab browser. Sulit membiasakan diri dengan menekan tombol yang butuh sedikit tenaga dengan sudut tersebut. Berbeda dengan menekan tombol klik yang ringan.
Untuk pemakaian di kantor, mungkin rekan kerja anda akan senang jika anda memakai Lift. Karena tombol kliknya sangat sunyi, nyaris tak terdengar suaranya. Namun di sisi lain, tombol ini menurut saya kurang tactile, namun ini tentu soal selera.
Kustomisasi
Logitech Option+ -- kini sudah tidak beta -- adalah software yang sangat menyenangkan untuk kustomisasi. Anda bisa mengatur berbagai tombol sesuai kebutuhan dan kebiasaan anda.
Fungsi-fungsi tombolnya pun bisa diubah sesuai dengan aplikasi yang sedang dibuka. Misalnya, saat menggunakan Zoom, tombol-tombol tertentu bisa dipakai untuk mematikan mikrofon. Tak perlu repot-repot lagi mengklik tombol mute di aplikasi Zoom atau menekan kombinasi tombol tertentu di keyboard.
Di aplikasi ini anda juga bisa mengatur tingkat sensitivitas kursor, dan berbagai pengaturan lain termasuk memperbarui firmware. Juga mengatur kecepatan scroll, yang jadi salah satu pengaturan pertama yang saya ubah.
Pasalnya tombol scroll di Lift tak bisa dibuka 'kuncinya' untuk men-scroll dengan kecepatan tinggi seperti di MX Master 3 dengan MagSpeed Electromagnetic-nya.
Kesimpulan
Sebagai pengguna MX Master 3, harus diakui saya tetap lebih menyukai mouse dari seri Master tersebut. Terlebih lagi, saya tetap belum bisa beradaptasi dengan tombol scroll-nya meski sudah dipakai cukup lama.
Namun, dengan harga yang lebih murah dan desainnya yang tak lazim, Lift tetap menjadi opsi yang menarik dari seri MX Master. Terutama untuk anda yang setiap harinya berjam-jam menggunakan mouse dan ingin mencoba mouse yang unik ini.
![]() |