Western Digital (WD) punya produk storage portabel baru bernama My Passport SSD. Produk ini punya dimensi yang mungil dan ringan, membuatnya menjadi sangat portabel. Namun bagaimana kecepatannya?
Desainnya pun menarik. Bodinya dipenuhi tepian yang membulat, dengan beberapa aksen bergelombang yang menarik. Warna yang tersedia pun bermacam, abu-abu, biru, merah, dan emas.
Produk ini dimensinya 10 x 5,5 x 0,8 cm, sangat kecil. Jauh lebih kecil dibanding hardisk 2,5 inch, dan bahkan lebih kecil dari hampir semua HP yang ada saat ini. Ukurannya yang mungil ini membuatnya cocok sebagai produk yang mudah dibawa-bawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
My Passport SSD juga diklaim bisa bertahan saat jatuh dari ketinggian 2 meter. Dalam paket penjualan juga disertakan aplikasi WD Security dan WD Drive Utilities. Lalu ada juga enkripsi hardware 256 bit AES, yang bisa diaktifkan dengan password. Tujuannya tentu saja untuk melindungi data yang tersimpan dalam storage ini.
Namun di balik desain yang manis dan bodi yang mungil itu tersimpan performa yang mumpuni. Pasalnya My Passport SSD ini menggunakan teknologi NVMe, dan WD mengklaim kecepatan baca dan tulisnya bisa mencapai 1050 MB/s dan 1000 MB/s.
Saat kami uji, My Passport SSD ini bisa menghasilkan kecepatan baca dan tulis di kisaran 820MB/s untuk tulis dan 854 MB/s untuk baca menggunakan software Blackmagic Disk Speed Test di MacBook Air.
![]() |
Sementara saat diuji menggunakan CrystalDiskMark di PC berbasis Windows 10, kecepatan bacanya mencapai 976 MB/s dengan kecepatan tulis 981 MB/s.
![]() |
Kedua tes di atas dilakukan lewat port Thunderbolt 3 di MacBook Air yang mendukung protokol USB 3.1 Gen 2 (10GB/s), dan port USB-A di PC yang mendukung protokol 3.1 Gen 2.
Oh ya, pengujian di PC dilakukan dengan memakai konverter USB-C ke USB-A yang disertakan dalam paket penjualan, karena kabel yang disertakan WD dalam paket penjualannya adalah kabel USB-C ke USB-C.
![]() |
Sebagai informasi, protokol yang dipakai di My Passport SSD ini adalah USB 3.2 Gen 2, yang punya bandwidth maksimal 10GB/s.
Perlu diingat, meskipun menggunakan port USB-C, tak sembarang kabel USB-C bisa dipakai untuk untuk storage ini. Kami sempat iseng mencobanya dengan kabel charger USB-C untuk ponsel, dan kecepatan yang didapat hanya berkisar 30MB/s. Ini karena kabel tersebut tak mendukung protokol USB 3.2 Gen 2.
Kesimpulan
Harga My Passport SSD varian 1TB yang kami uji ini adalah Rp 2.999.000 (Rp 1,9 juta untuk 500GB, dan Rp 6,3 juta untuk 2TB), yang terlihat cukup mahal. Namun sebenarnya ini adalah harga yang wajar untuk SSD berbasis NVMe, yang kecepatannya jauh lebih tinggi ketimbang SSD berbasis SATA.
Namun memang tak semua orang membutuhkan storage eksternal dengan kecepatan setinggi ini. Mungkin kreator konten yang sering memindahkan data berukuran besar, atau mungkin malah mengedit video langsung dari storage eksternal adalah profil pengguna yang cocok untuk My Passport SSD ini.
(asj/rns)