Respons Zuckerberg Hadapi Ancaman Boikot Pengiklan di FB
Hide Ads

Respons Zuckerberg Hadapi Ancaman Boikot Pengiklan di FB

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Minggu, 28 Jun 2020 10:32 WIB
Mark Zuckerberg
Foto: Getty Images
Jakarta -

Facebook tengah menghadapi aksi boikot yang dilakukan sejumlah perusahaan karena Mark Zuckerberg dianggap tak becus mengurus masalah penyebaran hoax dan ujaran kebencian.

Aksi boikot ini digerakkan sejumlah pihak seperti Anti-Defamation League, NAACP, dan sebuah organisasi bernama 'Stop Hate For Profit'. Dalam aksi boikot ini, sejumlah perusahaan besar melakukan boikot dengan menyetop pemasangan iklan di platform Facebook dan Instagram.

"Iklan Anda dipakai oleh platform itu untuk meningkatkan dominasi mereka di industri dengan mengorbankan komunitas yang rentan dan termarjinalkan yang sering menjadi target kelompok kebencian di Facebook," kata pemicu gerakan itu, Anti Defamation League.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan yang ikut aksi boikot Facebook tersebut antara lain adalah:

Unilever
Unilever adalah salah satu pengiklan terbesar di dunia, dan mereka mengaku akan menyetop pengeluaran iklannya di Facebook dan Instagram di Amerika Serikat, setidaknya sampai 2020 berakhir.

ADVERTISEMENT

Honda America
Honda America menahan pemasangan iklannya di Facebook pada Juli mendatang, dan mengaku akan berpihak pada orang-orang yang menolak rasisme dan kebencian.

Coca-cola
Produsen minuman ini juga salah satu pemasang iklan terbesar di Facebook, dan mengaku akan menyetop semua pengeluaran iklannya di semua platform media sosial secara global selama setidaknya 30 hari.

Levi Strauss
Chief Marketing Officer Levi Strauss Jen Sey mengkritisi Facebook yang gagal menyetop penyebaran hoax dan ujaran kebencian di platformnya. Kegagalan perusahaan milik Zuckerberg itu memicu rasisme dan kekerasan yang mengancam demokrasi dan integritas pemilu di AS.

Verizon
Chief Media Officer Verizon John Nitti menyatakan kalau operator seluler di AS tersebut akan menyetop iklan di Facebook sampai perusahaan milik Mark Zuckerberg itu bisa menemukan solusi dianggap cukup.

Sejauh ini, gara-gara aksi boikot tersebut valuasi Facebook merosot USD 56 miliar. Saham Facebook merosot 8,3% pada Jumat lalu, penurunan terbesar selama tiga bulan terakhir, tepatnya setelah Unilever menarik iklannya dari Facebook.

Merosotnya valuasi Facebook ini membuat kekayaan Zuckerberg turun menjadi USD 82,3 miliar, atau turun sekitar USD 7,2 miliar atau sekitar Rp 100 triliun. Hal ini juga membuat posisi Zuck turun ke posisi 4 dalam jajaran orang terkaya di dunia dan disalip oleh bos Louis Vuitton Bernard Arnault yang menemani Jeff Bezos dan Bill Gates di posisi tiga besar.

Facebook sendiri sudah menanggapi aksi boikot ini dan berjanji akan lebih ketat dalam menangkal konten kebencian. Zuckerberg berjanji akan melarang iklan yang mengancam kelompok tertentu. Selain itu menghapus konten yang memicu kekerasan.

Kemudian konten yang dinilai problematis, yaitu konten yang tidak masuk dalam kedua kategori itu, akan ditandai oleh Facebook. "Kami segera memberi label beberapa konten yang kami biarkan karena dianggap layak diberitakan," sebut Zuckerberg.




(asj/asj)