Ini Bahayanya Jika Data COVID-19 Warga Indonesia Bocor
Hide Ads

Ini Bahayanya Jika Data COVID-19 Warga Indonesia Bocor

Tim - detikInet
Sabtu, 20 Jun 2020 13:45 WIB
FORT LAUDERDALE, FL - MARCH 07:  Lt. Mike Baute from Floridas Child Predator CyberCrime Unit talks with people on instant messenger during the unveiling of a new CyberCrimes office March 7, 2008 in Fort Lauderdale, Florida. One of the people on the other side of the chat told Lt. Baute, who is saying he is a 14-year-old girl, that he is a 31-year-old male and sent him a photograph of himself. According to current statistics, more than 77 million children regularly use the Internet. The Federal Internet Crimes Against Children Task Force says Florida ranks fourth in the nation in volume of child pornography. Nationally, one in seven children between the ages of 10 and 17 have been solicited online by a sexual predator.  (Photo by Joe Raedle/Getty Images)
Data COVID-19 Warga Indonesia Bocor, Ini Bahayanya Foto: Gettyimages
Jakarta -

Kasus kebocoran data pribadi yang melibatkan warga Indonesia kembali terjadi. Kali ini data tes COVID-19 yang diduga dijual hacker di forum online.

230 ribu data warga Indonesia dipajang di forum online RaidForums sejak Kamis 18 Juni 2020. Data yang dijual terbilang cukup lengkap mulai dari nama, umur, nomor telepon, alamat rumah, Nomor Identitas Kependudukan atau NIK, hasil rapid test, hasil PCR, hingga status terkait Covid-19.

Chairman dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengatakan jika kesahihan data ini bisa dibuktikan kebenarannya maka kasus ini baru puncak dari gunung es.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua ini merupakan puncak gunung es. Yang kita saksikan bersama ini baru 'petasan cabe rawit dan yang lebih besar belum dan masih dinanti," kata Ardi saat dihubungi detikINET, Sabtu (20/6/2020).

Ardi mengatakan bocornya data-data ini mengkhawatirkan karena tidak hanya berisi data pribadi tapi juga data kesehatan. Jadi potensi penyalahgunaan data yang bocor ini bisa lebih besar.

ADVERTISEMENT

Jika biasanya data pengguna yang bocor bisa dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk memalsukan identitas atau penipuan, data kesehatan ini bisa bernilai besar bagi industri farmasi dan kesehatan.

"Data bocor tersebut bisa dijadikan data riset gratis bagi industri farmasi global dan mereka bisa berhemat banyak dengan memanfaatkan data-data yang bocor tersebut ketimbang membuat riset sendiri," jelas Ardi.

Ardi menambahkan yang paling dikhawatirkan jika kebocoran data ini terbukti benar, akan berdampak buruk pada penanganan COVID-19 di Indonesia.

"Bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah di dalam mengelola data-data pasien COVID dan kemampuan untuk melakukan perlindungan data & privasi. Fyi, data-data pasien COVID itu rahasia," pungkasnya.






(vmp/fyk)