Pemerintah AS Klaim Huawei Bisa Mata-matai Jaringan
Hide Ads

Pemerintah AS Klaim Huawei Bisa Mata-matai Jaringan

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 12 Feb 2020 12:50 WIB
LAS VEGAS, NV - JANUARY 09:  The Huawei logo is display during CES 2018 at the Las Vegas Convention Center on January 9, 2018 in Las Vegas, Nevada. CES, the worlds largest annual consumer technology trade show, runs through January 12 and features about 3,900 exhibitors showing off their latest products and services to more than 170,000 attendees.  (Photo by David Becker/Getty Images)
Pemerintah AS Klaim Huawei Bisa Mata-matai Jaringan (Foto: David Becker/Getty Images)
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa Huawei memiliki akses backdoor ke jaringan yang menggunakan peralatan dari mereka. Backdoor ini biasanya digunakan untuk tujuan penegakan hukum dan telah digunakan oleh Huawei selama lebih dari satu dekade.

Dilansir detikINET dari The Verge, Rabu (12/2/2020) otoritas AS mengatakan akses ini telah ada sejak tahun 2009 di beberapa peralatan untuk membangun jaringan 4G. Mereka kemudian melaporkan temuan ini dalam rapat tertutup dengan otoritas dan perusahaan telekomunikasi di Jerman dan Inggris pada akhir 2019.

Laporan ini datang saat hubungan antara Huawei dan pemerintah AS sedang tidak akur. Pemerintah AS juga selalu mendesak sekutunya untuk tidak melibatkan Huawei dalam proyek pembangunan jaringan 5G, tapi mereka tidak pernah memberikan alasan dan bukti yang spesifik tentang ancaman Huawei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Backdoor ini ditanamkan untuk tujuan penegakan hukum di komponen jaringan seperti base stations, antena dan switching gear. Otoritas AS mengklaim backdoor ini dirancang agar bisa digunakan oleh Huawei.

"Kami memiliki bukti bahwa Huawei memiliki kemampuan untuk secara diam-diam mengakses informasi sensitif dan pribadi dalam sistem yang mereka rawat dan jual di seluruh dunia," kata penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien kepada Wall Street Journal.

ADVERTISEMENT

Tidak ada indikasi apakah kemampuan ini pernah digunakan oleh Huawei. Tapi otoritas AS mengatakan bahwa operator yang membeli peralatan jaringan dari Huawei tidak menyadari akses yang dimiliki perusahaan asal China tersebut.

Chief Security Officer Huawei Technologies USA, Andy Purdy membantah tuduhan dari otoritas AS ini. Tapi ia mengaku tuduhan ini tidak mengejutkan mengingat hubungan Huawei-AS yang terus memanas.

"Kami dengan keras membantah tuduhan bahwa kami memiliki kemampuan seperti itu. Kami juga menyangkal bahwa kami pernah mengakses informasi pelanggan atau data pelanggan dengan tidak tepat," jelas Purdy.

"AS engan mempertimbangkan fakta dan bukti, dan mereka akan melakukan apa saja untuk memblokir kemampuan kami untuk menyediakan produk ke jaringan komunikasi di seluruh dunia," sambungnya.




(vmp/fay)