Waduh! Ada Hacker yang Akses Data Pribadi Pengguna Twitter
Hide Ads

Waduh! Ada Hacker yang Akses Data Pribadi Pengguna Twitter

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 04 Feb 2020 15:55 WIB
NEW YORK, NY - NOVEMBER 07:  The Twitter logo is displayed on a banner outside the New York Stock Exchange (NYSE) on November 7, 2013 in New York City. Twitter goes public on the NYSE today and is expected to open at USD 26 per share, making the company worth an estimated USD 18 billion.  (Photo by Andrew Burton/Getty Images)
Foto: GettyImages/Andrew Burton
Jakarta -

Twitter menemukan percobaan penyusupan ke dalam jaringannya untuk mengakses nomor telepon milik penggunanya.

Temuan ini diungkap Twitter setelah ada peneliti keamanan yang menyebut adanya celah di fitur 'contacts upload' milik Twitter, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (4/2/2020).

Menurut perusahaan dengan logo berwarna biru itu, mereka menemukan adanya lonjakan permintaan untuk menggunakan fitur tersebut. Alamat IP pelakunya tersebar di Iran, Israel, dan Malaysia, dan beberapa di antaranya terhubung dengan hacker yang mempunyai hubungan dengan pemerintahan negara tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tudingan ini, menurut Twitter, muncul karena hacker yang menggunakan alamat IP Iran bisa mengakses Twitter tanpa batas. Padahal Iran memblokir akses ke Twitter.

Twitter menolak mengungkap berapa banyak nomor telepon penggunanya yang bocor, dan mengaku belum bisa mengidentifikasi semua akun yang mungkin terdampak dari peretasan ini.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, setidaknya ada 17 juta nomor telepon pengguna Twitter yang sudah tersebar lewat celah ini. Hal ini ditemukan oleh Ibrahim Balic, peneliti keamanan yang berbasis di London, Inggris.

Balic mengaku bisa mencocokkan kebenaran nomor telepon tersebut ke pengguna di tujuh negara. Salah satunya adalah nomor telepon seorang politisi senior Israel dan sejumlah pejabat lain.

Ia pertama menemukan hal ini saat menyadari kalau ketika pengguna mengunggah satu kontaknya ke Twitter, maka aplikasi akan mengambil satu data pengguna lain. Selanjutnya pengguna bisa mencocokkan nomor telepon yang diunggah dengan nomor telepon di catatan Twitter, dan berujung dengan menemukan nama akunnya.

Sebelumnya Twitter juga pernah mengalami kebocoran data, salah satunya yang terjadi pada 2016, yaitu saat data login 32,8 juta penggunanya bocor, atau pada 2018, saat Twitter meminta 330 juta penggunanya untuk mengganti password setelah informasi tersebut terbuka di jaringan internal mereka.




(asj/fay)