Berdasarkan penemuan mereka, badai matahari bisa menyebabkan paus untuk tersesat bahkan terdampar saat musim migrasi. Temuan ini diungkap di pertemuan Society for Integrative and Comparative Biology di Austin, Texas, AS beberapa waktu yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap tahunnya, paus abu-abu bermigrasi dari perairan Baja, Meksiko ke perairan yang lebih dingin di Laut Bering dan Chukchi dekat Alaska. Migrasi ini biasanya berlangsung dari bulan Maret hingga Juni.
Selama perjalanannya, satu atau dua paus bisa tersesat bahkan terdampar di tengah jalan. Tersesatnya paus bisa disebabkan banyak faktor, tetapi ilmuwan percaya perubahan pada medan magnet Bumi juga bisa mempengaruhi.
Para ilmuwan mencatat bahwa gangguan ini dapat disebabkan oleh bintik matahari dan gelombang radio tingkat tinggi yang dipancarkan oleh badai matahari di Bumi.
"Ada bagian besar dalam rentang gelombang frekuensi radio (RF) yang bisa mencapai Bumi. Dan telah ditunjukkan di beberapa spesies bahwa suara RF bisa mengganggu kemampuan orientasi magnetik," kata penulis utama studi yang juga ahli biofisika konservasi, Jesse Granger.
Untuk menguji temuannya, para ilmuwan menganalisis data terdamparnya paus abu-abu di pesisir barat AS saat musim migrasi dari tahun 1985-2018. Data menunjukkan bahwa paus abu-abu yang masih muda dan sehat pun bisa tersesat dan terdampar.
Setelah referensi silang data yang ada dengan sejarah badai matahari yang terjadi di Bumi, ilmuwan menemukan bahwa banyak paus abu-abu cenderung tersesat ketika ada frekuensi radio yang tinggi dan bintik matahari yang menghantam Bumi.
"Paus jadi lebih sering terdampar ketika matahari melakukan hal-hal gila," pungkas Granger.
(vmp/fay)