Kompetisi ini diadakan selama dua hari, dari 16 sampai 17 November. Para hacker baik-baik itu menjajal celah zero days di sejumlah aplikasi populer dunia, salah satunya browser Google Chrome.
Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk mencari celah keamanan yang sebelumnya belum pernah terungkap. Jika si hacker bisa menjebol aplikasi, mereka akan mendapat poin, dan hacker dengan poin terbanyak akan mendapat hadiah uang tunai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Begini Cara Spyware Israel Membobol WhatsApp |
Namun, tampaknya uang bukan satu-satunya motivasi para hacker mengikuti Tianfu Cup. Pasalnya, kompetisi ini sangatlah terkenal, dan pemenangnya tentu akan mendapat reputasi sangat baik.
Tianfu Cup ini bisa dibilang sangat mirip dengan kompetisi bernama Pwn2Own, yaitu kontes hacking terbesar di dunia, demikian dikutip detikINET dari Zdnet, Minggu (17/11/2019).
Sampai 2018 lalu, tim dari China selalu mendominasi Pwn2Own, dan tim yang juara selalu berbeda setiap tahunnya. Namun pada awal 2018, pemerintah China melarang peneliti keamanan untuk berpartisipasi di kompetisi hacking di luar China.
Untuk itulah Tianfu Cup dibuat, tepatnya beberapa bulan setelah peraturan tersebut ditetapkan. Hal ini agar kemampuan para peneliti keamanan ini tetap terasah.
Tianfu Cup pertama diadakan pada musim gugur 2018, dan acaranya terbilang sukses. Para peneliti keamanan sukses meretas aplikasi seperti Edge, Chrome, Safari, iOS, Xiaomi, Vivo, VirtualBox, dan lainnya.
(agt/agt)