Seram, Jutaan Semut Terjebak di Bunker Nuklir dan Jadi Kanibal
Hide Ads

Seram, Jutaan Semut Terjebak di Bunker Nuklir dan Jadi Kanibal

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 08 Nov 2019 12:49 WIB
Koloni semut di atas bunker. Foto: Live Science
Polandia - Di sebuah bunker nuklir yang sudah ditinggalkan di Polandia, begitu banyak semut pekerja jatuh ke dalamnya, terputus dari koloni utama. Ilmuwan penasaran mengapa mereka tetap dapat bertahan hidup di kondisi ekstrim tanpa makanan dan tanpa keturunan.

Ketika dikunjungi ilmuwan, mereka menyebut ada jutaan semut spesies Formica polytecna atau semut kayu di bunker tersebut yang secara misterius tetap survive dalam jumlah besar. Koloni utama mereka berada di atas, di dekat ventilasi.

Selama bertahun-tahun, semut yang sial jatuh melalui pipa dan berkumpul di bunker. Mereka tidak dapat kembali memanjat ke atas dan tidak ada makanan di bunker itu. Sebagai informasi, bunker ini dulunya menjadi tempat penyimpanan senjata nuklir Uni Soviet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk bertahan hidup, para semut tak punya pilihan sehingga memakan semut lain yang sudah mati. Dalam riset terbaru di bunker tersebut yang meneliti 150 semut tewas, terdapat bekas gigitan, menandakan mereka jadi kanibal.

Karena tidak ada ratu, para semut ini tak dapat bereproduksi. Jumlahnya tetap banyak karena semut yang terjatuh tidak sedikit.
Seram, Jutaan Semut Terjebak di Bunker Nuklir dan Jadi KanibalFoto: Live Science

Setelah lebih lanjut diteliti, kanibalisme ternyata bukan hal yang jarang di spesies ini. Saat 'perang' dengan spesies lain, mereka mengambil jasad semut lain untuk menjadi makanan semut muda.

"Massa semut pekerja Formica Polyctea ini tidak punya pilihan. Mereka survive dalam kondisi lingkungan ekstrim," sebut peneliti dari Museum and Institute of Zoology and the Polish Academy of Sciences.


"Pertumbuhan koloni di bunker ini selama bertahun-tahun, tanpa keturunan, adalah mungkin karena suplai terus menerus dari sarang di atasnya dan akumulasi jasad semut," sebut tim peneliti.

"Jasad tersebut menjadi sumber makanan yang secara substansial membuat mereka bertahan meski terjebak di bawah dalam lingkungan yang tidak ramah," cetus mereka.


(fyk/fay)