Cara kerja social engineering sebenarnya sangat sederhana. Melalui hubungan sosial seperti obrolan hacker bisa mengorek informasi yang dibutuhkannya. Umumnya hacker akan memanfaatkan ketidaksadaran target ketika mengorek informasi.
Salah satu hambatan dalam menggunakan teknik ini adalah cara hacker bisa meyakinkan korbannya untuk mengungkap data-data pribadinya yang lain. Nah, di sinilah peran data yang sudah tersebar di dunia maya, termasuk data pelanggan Lion Air yang bocor itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Data Penumpang Lion Bocor Salah Siapa? |
"Jadi pelanggan Lion/yang pernah menggunakan Lion harap berhati-hati, jangan mudah mempercayai jika dihubungi (orang tak dikenal-red)," ujar pengamat sekuriti dari Vaksincom Alfons A. Tanujaya ketika dihubungi detikINET.
Alfons pun mewanti-wanti bagi pengguna Lion Air yang datanya bocor di dunia maya itu agar tak menggunakan data yang bocor itu sebagai passwordnya. Contohnya adalah menggunakan tanggal lahir sebagai password.
"(Korban perlu) berhati-hati jangan menggunakan data yang bocor ini sebagai password karena akan mudah ditebak," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan blog teknologi BleepingComputer mengungkap sebanyak puluhan juta data pelanggan dari dua maskapai penerbangan yang dikelola Lion Air telah bocor di sebuah forum online dalam sebulan terakhir.
Data-data tersebut diakses dari sebuah penyimpanan virtual Amazon Web Service (AWS) yang dibuka via web.Data ini terbagi dalam dua database, yang pertama berisi 21 juta data, dan database lainnya berisi 14 juta data, yang tersimpan dalam file backup yang dibuat pada Mei 2019.
Data yang bocor itu terdiri dari informasi kartu penduduk atau KTP penumpang, alamat, nomor telepon, email, hingga nomor paspor.
(asj/fay)