Demikian dituturkan Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys. Dia menjelaskan biaya pembuat kartu SIM fisik cukup mahal.
Baca juga: Smartfren Siap Pindah Ibu Kota |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi harga satu SIM Card sampai ke tangan konsumen itu mahal. Sekarang dengan teknologi eSIM ada peluang kita tidak perlu mendistribusikan barang fisik ke mana-mana karena semua bisa online nantinya. Kita beli tinggal buka web, dikasih QR dan scan, SIM masuk ke telepon, itu penghematan yang sangat besar secara nasional kalau nantinya SIM Card fisik menjadi eSIM," jelas Merza.
"Ini akan menjadi satu penghematan baik dari sisi operator maupun negara secara keseluruhan," tandasnya.
![]() |
Smartfren sendiri menjadi opertor seluler pertama dan masih satu-satunya yang menawarkan layanan eSIM. Operator milik Sinar Mas itu melihat peluang dari pengguna iPhone yang sejatinya memiliki ponsel yang mendukung dual SIM tapi tidak dimanfaatkan.
"Udah bayar (beli iPhone) puluhan juta tidak dipakai kan sayang," ujar Merza.
Dengan menggunakan e-SIM, pengguna yang sebelumnya hanya bisa menikmati satu layanan kini menjadi dua provider. Jadi pengguna bisa punya kebebasan apakah langganan datanya pakai SIM card fisik atau yang e-SIM. "Jadi dari pada kosong yuk pakai e-SIM Smartfren," kata Merza.
Smartfren menawarkan paket perdana e-SIM seharga Rp 180 ribu. Konsumen akan diberikan bonus 90 GB yang aktif 360 hari. Saat ini iPhone XS, layanan e-SIM Smartfren dapat digunakan pada iPhone XS Max dan iPhone XR.
(afr/krs)