Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, UFO itu tidak ada. LAPAN sendiri tidak meneliti tentangnya. UFO digolongkan sebagai pseudoscience atau sains semu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita UFO mulai bermunculan di zaman perang dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (sekarang Rusia) sekitar tahun 1940-an. Saat itu, banyak sekali laporan kesaksian yang mengaku melihat UFO.
Disebutkan Thomas, jika benar ada benda terbang yang dilaporkan, kemungkinan itu adalah wahana eksperimen. Untuk diketahui, pada masa itu, AS dan Uni Soviet terlibat dalam persaingan teknologi antariksa dan penjelajahan angkasa.
"Sebagian besar itu adalah objek-objek yang masyarakat tidak mengenalnya, kemudian menganggap atau mengaitkannya dengan wahana antariksa atau piring terbang yang diasosiasikan sebagai wahananya alien atau mahluk luar angkasa," kisah Thomas.
Berdasarkan catatan, menurut profesor riset astronomi lulusan S3 Astronomi Kyoto University ini, pernah juga ada yang melaporkan UFO jatuh ke Bumi dan awaknya alias alien yang menumpanginya ditangkap.
"Kalau betul itu ada, sudah sekian banyak makalah penelitian muncul (tentang UFO dan alien yang ditangkap itu). Tapi nyatanya tidak ada," jelasnya.
(Halaman selanjutnya: Kehidupan Selain di Bumi)
Kehidupan Selain di Bumi
Planet Bumi. Foto: dok. NASA.
|
"Namanya bioastronomi, menggabungkan disiplin ilmu biologi dan astronomi, mencari bukti-bukti kehidupan di luar Bumi, mempelajari syarat-syarat kehidupan di luar Bumi, kemudian juga mencari planet-planet yang mempunyai atau menenuhi syarat untuk adanya kehidupan," urainya.
Namun meski diyakini bahwa ada kehidupan di luar Bumi, hingga saat ini bukti itu belum ada. "Setidaknya di tata surya, termasuk di Mars dan beberapa planet dan satelitnya planet, belum ditemukan ada bukti kehidupan," sebut Thomas.
Yang saat ini juga sedang dicari para peneliti astronomi, adalah planet-planet atau bintang-bintang yang jauh di luar tata surya. Pencarian ini berupaya menemukan sinyal-sinyal pancaran radio yang bukan merupakan pancaran radio alami.
"Asumsinya kalau di luar Bumi di suatu planet jauh di sana ada suatu kehidupan yang cerdas, asumsinya seperti manusia di Bumi, mereka pasti menggunakan gelombang radio untuk komunikasinya. Mungkin juga mereka punya keingintahuan sama seperti manusia. Bisa jadi mereka mengirimkan sinyal," terangnya.
Sejauh ini, hasil penelitian mencatat bahwa dari sekian banyak bintang dan planet tersebut, tertangkap sinyal-sinyal yang mengindikasikan sinyal tersebut bukan sinyal alami.
"Jadi seperti gelombang radio dari radar atau dari suatu broadcasting. Tapi itu belum bisa dibuktikan bahwa betul sinyal-sinyal itu berasal dari suatu peradaban di luar sana," simpulnya.
(Halaman selanjutnya: Laporan Penampakan UFO)
Laporan Penampakan UFO
Ilustrasi penampakan UFO. Foto: Istimewa
|
"Biasanya LAPAN dapat laporan dari teman-teman media dari berbagai tempat. Ada masyarakat melihat penampakan aneh ditanyakan ke LAPAN. Biasanya data itu berupa foto, kemudian diklarifikasi. Pertama kita lihat foto itu asli atau tidak. Kalau itu foto asli, sebenarnya objek apa sih yang tampak di sana," Thomas menjelaskan.
Di Indonesia misalnya, dalam catatan, pernah ada orang memotret sebuah objek di langit seperti asap yang bentuknya dianggap aneh. Setelah diteliti, ternyata penampakan tersebut adalah condensation trails atau jejak kondensasi pesawat terbang.
"Jadi pesawat terbang yang pada ketinggian tertentu dalam kondisi atmosfer dingin, gas buangnya menimbulkan jejak. Dalam kondisi tertentu ekor pesawatnya sendiri tidak kelihatan. Apalagi kalau kejadiannya sesaat setelah Matahari terbenam. Jadi pancaran cahaya matahari itu menegaskan warna dari sisa pembuangan gas dari pesawat dan orang yang melihatnya bertanya-tanya itu objek apa," Thomas mengisahkan.
Ada juga beberapa kejadian yang semula diduga sebagai penampakan piring terbang, kemudian diklarifikasi oleh badan meteorologi ternyata hanya sebuah fenomena dari pergerakan awan.
Tak hanya di Indonesia, di berbagai negara pun marak cerita penampakan UFO dari dulu hingga sekarang. Yang paling fenomenal mungkin pada sekitar 1970-an di AS, bertepatan dengan misi peluncuran Apollo ke luar angkasa sedang hangat-hangatnya.
Saat itu, ada sebuah foto dari misi peluncuran Apollo yang diduga terdapat piring terbang mengikuti Apollo. Belakangan, NASA kemudian menjelaskan itu bukan UFO.
"Jadi sebenarnya itu adalah bagian dari kakinya wahana Apollo itu yang kemudian karena sudut pencahayaan Matahari, menampakkan seperti piringan bercahaya. Dengan kualitas fotografi pada masa itu, kemudian seolah-olah objek yang terbang mengitari Apollo itu seperti piring terbang," jelasnya.
Namun disebutkan Thomas, saat ini laporan penampakan UFO yang diterima LAPAN sendiri sudah mulai berkurang. Dia menilai masyarakat sudah mulai cerdas karena banyak juga yang mencari tahu sendiri melalui berbagai informasi di internet.
"Dulu, medsos belum marak. Internet juga belum banyak. Di 1990-an LAPAN masih sering ada teman-teman media yang menanyakan di kota A ada laporan cahaya di langit. Belakangan diketahui itu sedang ada pelepasan lampion, wilayah desa di seberangnya yang melaporkan tidak tahu. Sekarang sudah jarang (laporan seperti itu)," tutupnya.