Direktur Digital Business Telkom Faizal R. Djoemadi mengatakan, hampir seluruh konten game yang dimainkan di Indonesia berasal dari luar negeri. Padahal, value chain dari game ini cukup besar, yaitu 10% sd 30%.
Faizal menuturkan meski ada konotasi bahwa game itu sering dipandang negatif. Namun secara bisnis, sebenarnya telah mampu menjadi industri sendiri yang menghasilkan keuntungan bagi pemain di industri, mulai dari pengembang konten game, publisher, agregator, payment, dan distributornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Faizal, industri game global mutakhir memiliki pendapatan kotor senilai USD 120 juta atau sekitar 10 kali lipat dibandingkan industri konten sejenis, yakni musik dan film.
Sementara sisi lain, pengguna game di Indonesia terus mengalami pertumbuhan, baik mobile game maupun online PC game. Diperkirakan pendapatan kotornya tahun depan mencapai USD 1 juta, dan akan tumbuh 2 kali lipat di tahun 2025.
"Pertumbuhan industri ini tidak lain juga didukung pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia, tersedianya infrastruktur digital yang telah dibangun Telkom Group, serta bertambah banyaknya smartphone dan gadget di Indonesia," ungkapnya seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/8/2019).
![]() |
Hal itu yang membuat Telkom mengembangkan Indigo Game Startup Incubation. Diketahui, program ini merupakan inisiatif lanjutan program eksiting Indigo Creative Nation dengan merujuk sejumlah data terkait.
"Kami sangat yakin kemampuan generasi muda di Indonesia menciptakan konten sangat besar, terlebih Indonesia memiliki budaya lokal sangat kuat yang dapat dikembangkan melalui konten gim," kata Faizal.
Kegiatan tersebut dilangsungkan di 8 Digital Innovation Lounge (DILo) se-Indonesia yang diikuti 125 tim dari pendaftar sebelumnya 176 tim dengan total hadiah Rp 300 juta. Khusus di Bandung, ada 15 tim yang ikut dalam aktivitas coding program secara spartan tersebut.
![]() |
Indigo Game Startup Incubation sendiri tidak hanya bagi startup game, tapi juga ditujukan bagi mereka yang tertarik ingin belajar terjun ke industri ini. Sebab, industri game merupakan salah satu bisnis digital yang tengah dikembangkan Telkom Group.
"Oleh karena itu, mengembangkan Indigo Game Startup Incubation merupakan sebuah ajakan untuk berkolaborasi mengembangkan industri game di Tanah Air dan bersama-sama tumbuh menjadi ekosistem yang besar. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, game yang dikembangkan dari Gegerkalong ini dapat mendunia dengan cepat," katanya.
Telkom berharap program dan sarana ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar bersama-sama mentumbuhkan industri game di Indonesia dengan konten game dalam negeri yang mampu mengungguli konten dari luar negeri.
Baca juga: Saat Taksi Blue Bird Terkoneksi 4G Telkomsel |
Apalagi, sambung eks CEO PT Telin ini, saat ini Indonesia tengah mengembangkan ekonomi digital sebagai kekuatan dalam mensejahterakan Indonesia. Karenanya, terdapat kesempatan bagi para generasi muda dalam memberikan kontribusi sebesar-besarnya melalui sektor digital.
Di sisi lain, Telkom sejak tahun 2009 sudah menangkap peluang tersebut melalui program Indigo Cretive Nation, diantaranya menyediakan Digital Innovation Lounge (DILo) sebagai tempat pengembangan ide-ide inovasi dan kapabilitas digital yang tidak hanya terkait kemampuan teknis, melainkan juga aspek bisnis dan customer experience.
"Kegiatan DILo Hackathon Festival ini merupakan salah satu ajang pembuktian bagi para pegiat digital untuk menampilkan ide-ide segarnya dan kemampuan mengembangkan produk digital yang selanjutnya dapat diinkubasi maupun dikembangkan lebih lanjut setelah acara ini berakhir," pungkasnya.
(agt/krs)