Chandrayaan-2 yang mengangkasa 22 Juli silam mulai mengorbit Bulan pada Selasa (20/8) waktu setempat. Indian Space Research Organisation (ISRO) menyebut pesawatnya itu bermanuver selama setengah jam sebelum berhasil mengorbit.
K. Sivan selaku kepala ISRO percaya diri misi pendaratan di Bulan akan sesuai rencana, yakni pada tanggal 7 September mendatang. Target pendaratan misi senilai USD 145 juta ini adalah Kutub Selatan yang belum pernah disinggahi sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tahun Ini India Mau Mendarat di Bulan |
Keberhasilan mengorbit di Bulan bukanlah perkara mudah. Kecepatan dan ketinggian pesawat harus benar-benar tepat dan kesalahan sekecil apapun bisa menggagalkan misi ini.
"Detak jantung kami meningkat. Dalam 30 menit itu, jantung kami hampir berhenti," sebut Sivan yang dikutip detikINET dari BBC.
Pada 2008, India sudah sukses meluncurkan Chandrayaan-1 ke orbit Bulan walau tidak sampai melakukan pendaratan. Tapi misi itu adalah yang pertama mencari keberadaan air di Bulan menggunakan radar.
Chandrayaan-2 sendiri akan mendarat di Kutub Selatan juga untuk mencari bukti adanya air dan mineral serta mengukur gempa Bulan. Ia diterbangkan menggunakan roket paling powerful buatan India, Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III (GSLV Mk-III).
Berat roket itu 640 ton dan tingginya 44 meter. Ia membawa tiga bagian yaitu orbiter, lander dan sebuah rover. Lander akan membawa rover mendarat di permukaan Bulan.
Bagian orbiter akan mengelilingi Bulan selama setahun dan mengambil foto-foto permukaannya. Sedangkan rover bernama Praygan bisa menjelajah sejauh setengah kilometer dan akan mengirimkan berbagai data ke Bumi untuk analisis.
(fyk/krs)