Seperti biasa, mereka mencatat temperatur udara setiap bulan dan membandingkannya dengan data ratusan tahun ke belakang sampai 1880.
Dikutip detikINET dari Live Science, Minggu (18/8/2019), rata-rata suhu global Juli kemarin 0,95 derajat Celcius lebih tinggi dibanding rata-rata temperatur abad ke-20 di angka 15,8 derajat Celcius. Juga lebih tinggi 0,03 derajat Celcius dibanding rekor sebelumnya pada Juli 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temperatur rata-rata paling tidak normal terjadi di Alaska, Kanada barat dan Rusia tengah, di mana suhu paling tidak 2 derajat Celcius lebih hangat.
Aktivitas manusia dituding menjadi penyebab makin panasnya suhu Bumi. Misalnya penggunaan bahan bakar minyak yang tak terkendali serta penggundulan hutan.
"Gas rumah kaca memerangkap panas di atmosfer, yang mengandung konsekuensi. Membakar bahan bakar fosil mengubah arah masa depan planet kita. Bagaimana masyarakat menanggulanginya adalah tantangan besar," cetus James Butler dari NOAA.
(fyk/afr)