Dari analisis para astronom, batu luar angkasa itu memiliki ukuran hampir 12 inch atau 30 cm. Bola api yang diketahui sebagai meteorit ini diperkirakan 400 ribu kali lebih redup dibandingkan Matahari, atau sekitar kecerahan Bulan purnama, menurut Sky & Telescope.
Ketika meteor-meteor tersebut mencapai atmosfer Bumi, batu bergesekan dengan atmosfer dan membuatnya memanas menjadi bola api. Bola api ini kemudian biasa pecah menjadi beberapa bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bola api ini kemungkinan menjatuhkan sejumlah kecil meteorit di daerah Bancroft, khususnya di dekat kota kecil Cardiff," kata Peter Brown, pakar meteor Western University, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (26/7/2019).
"Kami menduga meteorit berhasil sampai ke permukaan Bumi karena bola api berakhir sangat rendah di atmosfer tepat di sebelah barat Bancroft dan melambat secara signifikan," lanjutnya.
Jaringan kamera dari Western University yang menangkap gambar peristiwa tersebut kemudian digunakan peneliti untuk mengira-ngira dari mana asal meteor tersebut.
Steven Ehlert dari NASA's Meteoroid Environment Office yang menganalisis video tersebut, mengatakan bahwa fragmen-fragmen ini kemungkinan besar menyentuh tanah dekat Bancroft, Ontario.
Dari analisis awal mereka, para peneliti berpikir bola api pertama kali menerangi langit di ketinggian 58 mil (93 kilometer) di selatan Oshawa di atas Danau Ontario, sebelum melintas di atas Clarington dan melewati barat Peterborough. Akhirnya, bola api padam dengan sendirinya di sebelah barat Bancroft.
Jika kalian menemukan batu yang mencurigakan dan penasaran apakah itu meteorit atau tidak, berikut ini adalah tanda-tandanya:
- Meteorit cenderung gelap, dengan permukaan bergigi
- Mereka biasanya lebih padat daripada batu rata-rata
- Karena kandungan logamnya, meteorit sering tertarik pada magnet.
(rns/fyk)