NASA saat ini tengah membuat roket powerful baru bernama Space Launch System (SLS) dan kapsul untuk membawa kru bernama Orion. Administrator NASA, Jim Bridenstine, menyebut teknologi Apollo 11 sudah usang untuk zaman sekarang sehingga diputuskan tak dipakai lagi.
"Jika Anda bertanya-tanya kenapa NASA tidak langsung saja mengambil desain Apollo untuk menuju Bulan pada 2024, maka Anda tidaklah sendiri," kata Jim yang dikutip detikINET dari Express.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, kami memang punya program ke Bulan yang sangat sukses di masa silam sehingga kami memenangkan perlombaan antariksa, tapi kami punya tujuan baru untuk Artemis yang adalah pijakan untuk Mars," terangnya.
Artemis adalah sebutan untuk misi NASA terbaru menuju Bulan. Salah satu hal berbeda saat ini adalah, NASA mengembangkan pesawat yang dapat mendarat di Bulan dan bisa dipergunakan kembali untuk misi selanjutnya.
Kemudian perbedaan lainnya, pada zaman dulu pendaratan Apollo 11 hanya terbatas di area tertentu di Bulan tapi pada 2024, astronot dapat mendarat di lokasi manapun.
"Ketika kita menuju Bulan, kita ingin memiliki kemampuan mendarat di manapun yang kita mau. Untuk itu, kita membutuhkan sistem pendaratan modern yang bisa dipakai lagi, diisi bahan bakar lagi dan diperbaiki di antariksa," cetus Jim.
Sebagai pendukung, akan ada stasiun luar angkasa yang mengorbit di Bulan dengan nama Gateway. Gateway ini pula yang akan jadi pijakan misi yang lebih jauh, yaitu ke Mars. Gateway bisa menjadi tempat latihan astronot, laboratorium serta untuk menampung pesawat antariksa. Negara lain pun bisa menggunakannya.
"Apollo tidak memungkinkan hal itu tapi dengan Artemis, itulah prinsip intinya. Bersama-sama kami akan menggunakan Bulan untuk validasi protokol keamanan manusia, teknologi dan prosedur operasional sebelum menuju tujuan manusia pamungkas, yaitu Mars," tutup Jim.
(fyk/krs)