Saat baru berusia 16 tahun, Kevin sudah membobol sistem komputer Digital Equipment Corporation dan Pacific Bell. Pada awal 1990-an, Mitnick menerobos jaringan perusahaan besar termasuk Motorola, NEC Corporation, Sun Microsystems, dan Fujitsu Siemens.
Ia juga pernah 'menginvasi' komputer FBI. Mitnick pernah dinobatkan sebagai penjahat komputer 'most wanted' sebelum akhirnya ditangkap aparat pada tahun 1995 dan dipenjara. Saat ini, pria kelahiran tahun 1963 itu sudah tobat dan menjadi konsultan sekuriti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitnick mengutarakan kekhawatirannya tentang NSO Group, perusahaan asal Israel yang membuat spyware penyusup WhatsApp. NSO mengklaim software-nya bermanfaat untuk menangkal kriminalitas, tapi Mitnick mengkhawatirkan adanya penyalahgunaan.
"Mereka menjualnya pada negara-negara yang mungkin menggunakan hal itu untuk melawan pembangkang dan mempersekusi orang yang mengatakan hal-hal buruk tentang negara itu atau kepemimpinannya," sebut Mitnick yang dikutip detikINET dari CBC.
Soal WhatsApp atau aplikasi lain bisa diterobos menurut dia merupakan hal yang wajar. Mitnick menjelaskan bahwa banyak aplikasi dikembangkan dengan jutaan kode. Maka terkadang, pembuatnya melakukan kesalahan.
Video: Badan Siber RI Minta Pengguna Update WhatsApp
"Dan yang terjadi kemudian adalah peneliti sekuriti bisa menemukan kelemahan yang ada itu. Mereka mampu mengembangkan apa yang disebut sebagai kode eksploitasi untuk memanfaatkan celah tersebut dan itulah hal yang dilakukan pada kasus ini," papar Mitnick.
Belum diketahui siapa pihak yang melakukan aksi penyerangan WhatsApp ini, yang diduga kuat mengincar para aktivis untuk memantau pergerakan mereka. NSO mengatakan tidak terlibat, mereka adalah pembuat teknologinya tapi bukan yang melancarkan serangan.