Meng yang sedang dalam proses menunggu keputusan ekstradisi ke Amerika Serikat, berstatus tahanan rumah. Dia merasa amat terharu dengan dukungan dari para pegawai Huawei, perusahaan yang didirikan ayahnya, Ren Zhengfei, pada tahun 1987.
"Setiap kali hearing pengadilan selesai, saya melihat para pegawai Huawei bangun sepanjang malam hanya untuk mengikuti kasus saya di zona waktu yang jauh berbeda. Hal itu membuat saya menangis," tulis Meng yang dikutip detikINET dari CNN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meng merasa dikuatkan dengan pesan-pesan dukungan dari para karyawan Huawei. Ia dibebaskan dengan jaminan USD 7,5 juta, tapi hanya bisa tinggal di dua rumah yang dipunyainya di kota Vancouver. Paspornya diserahkan di aparat dan harus selalu memakai perangkat GPS.
"Meskipun secara fisik dibatasi dalam tempat yang sangat terbatas selama di Vancouver, diri saya tidak pernah merasa 'seberwarna' seperti saat ini," tulisnya lagi.
Meng dituduh melanggar sanksi perdagangan sehingga Huawei bisa bertransaksi dengan Iran, negara yang diembargo AS. Ia dianggap menipu institusi keuangan AS.
Meng yang berusia 47 tahun, kini sedang berjuang agar ekstradisi tidak jadi dilakukan. Pengacaranya bersikeras bahwa Meng tidak bersalah dan kasusnya dipenuhi faktor politik.
"Kasus kriminal melawan Miss Meng berdasarkan tuduhan yang tidak benar. Faktor politik ada di balik penahanannya dan hak-haknya telah dilanggar," kata juru bicara Meng, Benjamin Howes.
Baca juga: Kanada Izinkan Bos Huawei Diekstradisi ke AS |