Salah satu sumber mengatakan, bank dan perusahaan asuransi adalah salah satu investor potensial dalam bisnis jasa keuangan Grab tersebut. Namun rencana itu disebutkan masih dalam tahap awal.
Sumber yang menolak disebutkan namanya, mengatakan Grab saat ini sedang mencari cara untuk mengumpulkan dana sekitar USD 500 juta atau setara Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000) untuk menyokong bisnis finansialnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Grab masih tertarik untuk tetap mengendalikan unit ini," imbuhnya.
Saat ini, Grab masih mempertimbangkan untuk mengembangkan bisnis pembayaran dan bisnis jasa keuangannya. Seorang juru bicara Grab menolak untuk mengomentari potensi spin-off atau pemisahan unit bisnis yang dimiliki Grab. Namun menurutnya, perusahaan selalu mengevaluasi struktur modal bisnisnya.
Langkah terbaru ini dilakukan beberapa bulan setelah Grab mengumumkan meraup lebih dari USD 4,5 miliar dari putaran pendanaan dalam setahun belakangan ini.
Grab, yang didukung oleh SoftBank, bulan lalu berusaha untuk mengumpulkan USD 2 miliar atau Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000) di tahun ini. Selain itu, Grab juga mendorong kredit konsumen lebih dalam dan memperluas pinjaman untuk usaha kecil sebagai bagian dari ekspansi besar ke sektor jasa keuangan.
Grab telah membuat strategi agresif untuk memperluas jaringan bisnisnya mulai dari layanan transportasi, logistik hingga layanan pembayaran. Upaya ini dilakukan sebagai target perusahaan menjadikan platform-nya sebagai everyday super app.
(prf/krs)