Nodeflux, Startup yang Ingin Amankan Kota dengan AI
Hide Ads

Nodeflux, Startup yang Ingin Amankan Kota dengan AI

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 01 Mei 2019 14:10 WIB
Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET
Jakarta - Penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan memudahkan kehidupan sehari-hari. Teknologi ini memungkinkan manusia mengurangi keterlibatannya dalam aktivitas manual karena bisa dengan mudah diselesaikan menggunakan mesin.

Tapi, penerapan teknologi ini sudah sangat meluas. Tak hanya untuk penggunaan pribadi, kegiatan skala besar seperti menjaga keamanan dan mengatur tata kota bisa dibantu menjadi lebih efisien menggunakan AI.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal inilah yang dilakukan oleh startup lokal, Nodeflux yang dibentuk pada 2016. Startup ini mengembangkan AI berbasis visual yang disebut Vision AI dengan produk Intelligent Video Analytics yang telah digunakan kepolisian sejak 2017.

"Kita lihat case-case yang kira-kira memang useful untuk bisa menciptakan security and surveillance. Jadi intinya bagaimana law enforcer itu bisa memanfaatkan teknologi AI dan terbantu dengan AI," kata Co-founder dan CTO Nodeflux, Faris Rahman di Jakarta, Selasa (30/4).

Nodeflux, Startup yang Ingin Amankan Kota dengan AIFoto: Virgina Maulita Putri/detikINET


Ada tiga sistem pengawasan berbasis AI buatan Nodeflux yang digunakan kepolisian, yaitu facial recognition, license plate recognition dan activity recognition. Untuk yang disebut terakhir, teknologi ini bisa mendeteksi pola pergerakan seseorang yang dianggap mencurigakan.

Tidak hanya untuk keamanan kota, sistem buatan Nodeflux juga digunakan untuk program smart city di beberapa provinsi, seperti program Jakarta Smart City.

Dua sistem Nodeflux yang telah digunakan oleh Jakarta Smart City antara lain water level monitoring untuk mengawasi tinggi muka air di Pintu Air Manggarai dan license plate recognition untuk mencari kendaraan yang belum bayar pajak.

Nodeflux, Startup yang Ingin Amankan Kota dengan AIFoto: Virgina Maulita Putri/detikINET



Bahkan, teknologi facial recognition milik Nodeflux telah digunakan untuk mengamankan ajang internasional, seperti Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang dan juga pertemuan IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018 di Bali. Mereka juga diundang Bekraf untuk memamerkan teknologi mereka di ajang SXSW Festival 2019 di Austin, AS.



Walau sudah terbilang sukses menggandeng banyak mitra, Faris mengatakan bahwa Nodeflux tidak akan berhenti berinovasi. Menurutnya, masih banyak teknologi lainnya yang bisa dikembangkan untuk memberi solusi bagi permasalahan masyarakat Indonesia.

"We always seek teknologi yang punya impact besar ke masyarakat. Sekarang Vision AI mungkin bisa robotics, other technology yang kita lihat bisa disruptif di masyarakat," pungkasnya. (rns/rns)