Patut diketahui bahwa "kembaran" Bumi yang dimaksud adalah exoplanet. Kesamaannya dengan Bumi terletak pada lokasinya yang berada dalam sebuah sistem dan mengorbit bintang sebagai pusatnya. Hal itu mirip dengan kondisi Bumi yang mengitari Matahari di Tata Surya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan senang hati kami perkenalkan padamu, untuk pertama kalinya, apa yang bagi kami merupakan kandidat planet baru di sekitar Proxima yang kami sebut dengan Proxima c," ujar Mario Damasso dari Observatory of Turin, Italia, saat mengumumkan temuan tersebut dalam Breaktrough Discuss 2019.
"Ini hanya kandidat. Ini sangat penting untuk digaris bawahi," ucapnya.
Jika benar ada planet di sana, paling tidak objek tersebut akan berukuran enam kali lipat dari Bumi. Hal ini membuatnya layak disebut sebagai Bumi super, atau super Earth.
Lalu, diperkirakan ia membutuhkan 1.936 hari untuk menyelesaikan sekali orbit terhadap bintangnya. Itu berarti, satu tahun di sana sekitar 5 kali lebih lama dibanding di sini.
Terkait dengan hal tersebut, rataan suhu di permukaan planet tersebut juga diprediksi terlalu rendah bagi air dalam mempertahankan bentuknya sebagai cairan. Hal ini karena lokasinya yang lumayan jauh dari bintangnya dalam mendapat panas.
"Apakah planet ini dapat dihuni. Sejatinya, tidak terlalu, ini sangat dingin," ucap Fabio Del Sordo dari University of Crete, Yunani, sebagaimana detikINET kutip dari National Geographic, Senin (15/4/2019).
Walau belum dapat dipastikan keberadaannya, Proxima c itu sendiri seakan melengkapi temuan sebelumnya di sistem bintang tersebut. Pada 2016, para peneliti berhasil menemukan Proxima b, atau Proxima Centauri b, planet berukuran 1,3 kali dari Bumi yang diklaim NASA dapat dihuni.
Menariknya, ditemukannya Proxima c pun juga membutuhkan data yang mengantarkan para ilmuwan ke Proxima b. Jadi, Damasso dan Del Sordo memprosesnya sedikit berbeda dengan menghapus hal-hal berkaitan dengan Proxima b dan menambahkan 61 pengukuran dari spektograf HARPS yang terpasang di La Silla Observatory di Chili.
Sekadar info, spektograf adalah alat untuk menguraikan warna. Ia dapat memisahkan cahaya menurut panjang gelombangnya masing-masing.
Dari pantulan cahaya yang dihasilkan oleh Proxima Centauri, mereka menyadari ada sinyal yang bisa jadi menandakan adanya planet lain di sistem tersebut. Proxima c jadi calon planet yang dimaksud.
Kini, para peneliti masih terus mengumpulkan data dari bintang tersebut. Bisa jadi, masih ada planet lain yang dapat ditemukan di sana.
Tonton juga video Menteri Jonan Resmikan Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga di Pasuruan:
(mon/mon)