Sound Horeg Juga Ada di Brasil, Bikin Rambut Terbang!
Hide Ads

Sound Horeg Juga Ada di Brasil, Bikin Rambut Terbang!

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 25 Agu 2025 22:43 WIB
paredao de som
Paredao de som di Brasil. Foto: KondZilla
Jakarta -

Paredao de som (dinding suara) adalah tradisi di Brasil mirip-mirip sound horeg. Sama-sama pakai speaker raksasa, banyak yang mengandalkan hiburan dengan mendengarkan musik keras.

Melansir Volume Morto, asal usul Paredao de som kemungkinan berasal dari sound system yang diciptakan tahun 1940-an di Jamaika. Di sana, ini menjadi hiburan kelas ke bawah, menggantikan elitisme klub-klub yang menyajikan musik live yang dibawakan oleh band.

Pada masa itu, DJ akan melengkapi truk atau van mereka dengan generator listrik, turntable, dan pengeras suara yang besar. Mereka pun menggelar pesta jalanan di daerah pinggiran Kingston Jamaika. Saling berjoget menikmati suara musik yang sangat keras, cenderung membahayakan telinga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Antropolog Carlos Benedito Rodrigues mengatakan bahwa tradisi Paredao di Brasil mirip dengan sound system Jamaika. Di Brasil, orang-orang juga kerap memasang speaker raksasa di mobil mereka dan menyetel musik keras-keras.

ADVERTISEMENT

Awalnya, para pemuda Brasil menggunakan sound system keras untuk mobil mereka saja. Kemudian, mereka akan memutar musik dan memasang volume kencang agar teman-temannya dapat menikmati alunan musik tersebut pula. Akhirnya, makin banyak anak muda yang berlomba-lomba memodifikasi mobil mereka agar memiliki sound system yang bising.

Bertumbuh semakin kuat, akhirnya paredao de som menjadi hiburan jalanan rakyat Brasil. Tak lagi memakai mobil biasa, mereka kini memasang sound system besar di mobil-mobil trailer.

Kamu dapat melihat sendiri di YouTube, ada beberapa video yang menampilkan seorang perempuan berambut panjang yang berdiri atau duduk di dekat sound system raksasa. Kemudian yang bikin geger, rambut perempuan tersebut sampai terbang-terbang karena suara bass yang begitu keras.

Lantas, mengapa orang-orang Brasil banyak yang menikmati paredao de som sebagai hiburan mereka? Felipe Maia sebagai pakar etnomusikologi yang meneliti fenomena paredao menuliskan paredao banyak disukai sebab ini bukan sekadar pertunjukan biasa, melainkan memiliki makna kebanggaan dan interaksi sosial.

Selain itu, dibutuhkan pula kemampuan dalam menyusun sound system yang tepat sehingga menghasilkan musik yang menurut pendengarnya mantap. Karena itu, pekerja sound system pun makin naik kebanggaannya setelah paredao de som berkembang di Brasil.

Meski begitu, sama saja seperti sound horeg yang kontroversial, tak sedikit pula masyarakat Brasil yang memprotes suara paredao de som yang melebihi ambang batas keamanan bagi indra pendengaran. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan toleransi kebisingan yang dapat diterima manusia berkisar antara 75-85 desibel, sementara paredao de som dapat menyentuh angka 120-130 desibel.

Fakta lainnya, pemandangan sound horeg di Jawa Timur dan paredao de som di Brasil juga ditemukan di negara India. Di sana, masyarakat juga menggunakan sound system besar dan memutar musik dengan volume keras sebagai hiburan.

Kalau menurut kalian bagaimana, detikers? Bagaimana pandanganmu terhadap fenomena sound horeg dan paredao de som? Tulis di kolom komentar, ya.




(ask/rns)
Berita Terkait