Adalah Extrasolar Planets Encyclopedia milik Observatoire de Paris yang memberikan catatan tersebut. Ini menjadi indikasi bahwa penemuan exoplanet sudah sangat umum, dengan kebanyakan bintang di galaksi Bima Sakti paling tidak memiliki satu planet yang mengelilinginya.
"Berita baiknya adalah kita beralih dari langit berbintang ke langit berplanet, dengan semakin banyaknya planet ketimbang bintang. Dan juga sistem-sistem planet memiliki keanekaragaman struktur yang luar biasa" ujar Françoise Roques dari observatorium tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, dia mengatakan saat ini penelitian mengenai exoplanet sudah beralih dari sekadar menemukan menjadi kegiatan eksplorasi. Harapannya adalah pemahaman tentang struktur, formasi, atmosfer, dan kemampuan menyokong hidup dari planet-planet itu bisa lebih baik.
Mirip-mirip dengan observatorium asal Perancis itu, lembaga antariksa Amerika Serikat melalui NASA Exoplanet Archive juga sudah mencatat paling tidak 3.926 exoplanet. Itu berarti, selisih keduanya hanya 74 planet.
Walau demikian, NASA punya banyak kandidat yang menanti untuk diresmikan. Ada 443 calon exoplanet yang sudah dikoleksi oleh teleskop luar angkasa TESS sejak diluncurkan pada 2018 lalu. Sedangkan teleskop antariksa Kepler punya 2.423 kandidat 'kembaran Bumi'.
Selisih angka itu sendiri muncul karena kriteria penetapan exoplanet antara katalog satu dengan lainnya berbeda. Selain itu, pendekatan yang dilakukan masing-masing teleskop luar angkasa juga bisa memiliki perbedaan. (mon/mon)