Kini lokasi tersebut kembali menjadi saksi bisu penemuan mengejutkan lainnya. Seorang ahli paleontologi bernama Robert DePalma mengaku menemukan hal yang fantastis pada sebuah situs dengan KT boundary di dalamnya.
Itu merupakan lapisan terestrial yang memisahkan periode Cretaceous (Kreide dalam Bahasa Jerman) dengan Palaeogene (sebelumnya bernama Tertiary). Singkat kata Cretaceous merupakan era terakhir keberadaan dinosaurus, sedangkan Palaeogene merupakan periode perdana sejak kepunahan makhluk tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lapisan itu sendiri terdiri atas puing, debu, dan jelaga yang muncul akibat serangan asteroid pemusnah dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu. Elemen-elemen tersebut tersimpan di sedimen Bumi dalam bentuk garis hitam yang cukup tebal.
Poin utamanya adalah bukan DePalma berhasil menemukan KT boundary. Ia mengaku di situs yang ditelitinya bersama tim sejak 2013 itu terdapat begitu banyak fosil organisme berukuran besar.
![]() |
"Ini untuk pertama kalinya kematian masal dari kumpulan organisme besar ditemukan berkaitan dengan KT boundary," ucapnya.
"Kamu tidak akan mendapati KT boundary mana pun di dunia ini yang memiliki koleksi berisi spesies dalam jumlah besar yang merepresentrasi usia yang berbeda dan fase kehidupan berbeda yang semuanya mati dalam waktu yang sama, di hari yang sama," tuturnya menambahkan.
Baca juga: 5 Skenario Kiamat dari Kacamata Sains |
Di sana, ia mengaku menemukan banyak fosil ikan yang utuh. Disebutnya, hal semacam itu jarang ditemukan di Hell Creek. Bagian-bagian tumbuhan pun juga tak jarang ditemukannya.
Tak cuma itu DePalma juga menyebut pihaknya menemukan dagu dari mamalia yang bisa jadi memiliki relasi dengan primata. Lalu, dirinya juga mendapati adanya bulu besar di situs tersebut. Dengan panjang lebih dari 30 cm, ia mengaku belum ada fosil burung dengan ukuran dan usia sesuai dengan temuannya itu.
Tak ketinggalan, timnya juga menemukan sebuah lubang yang diperkirakan digali oleh seekor mamalia. Menurut DePalma, lubang buatan mamalia yang digali pada zaman Cretaceous amatlah langka.
Baca juga: Bumi dan Bulan Makin Sering Ditimpa Asteroid |
Penelitiannya itu sendiri dituangkan dalam laporan yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Saking menakjubkannya studi ini, Jay Melosh yang menyunting laporan tersebut menyebutnya sebagai penemuan terhebat abad ini di bidang paleontologi, sebagaimana detikINET kutip dari The New Yorker, Jumat (5/4/2019).
Walau demikian, ada sejumlah ahli yang meragukan kebenaran dari penelitian ini. Beberapa beranggapan belum banyak orang yang benar-benar melihat situs itu secara langsung. Lalu, ada yang beranggapan ada perbedaan detail antara laporan di jurnal dengan berita di media.
Tonton juga video Ini Karangsambung, Lantai Dasar Samudra di Zaman Purba:
(mon/krs)