Tak dapat dimungkiri, teori konspirasi Bumi datar memang kerap mendapat ejekan dari berbagai pihak. Lantas, bagaimana orang-orang yang memercayai paham tersebut menyikapi segala bentuk cemooh tersebut?
Baca juga: Ilmuwan Cari Cara Lawan Teori Bumi Datar |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Davidson pun menyuruh orang-orang untuk melakukan riset masing-masing dan menentukan mana yang harus dipercaya. Ia pun mengaku dirinya tidak anti terhadap ilmu pengetahuan, sebagaimana detikINET kutip dari Newshub, Rabu (27/3/2019).
"Kami tidak anti terhadap sains. Pada akhirnya, ini bukan soal percaya bahwa Bumi itu datar, ini tentang kemampuan kita dalam melakukan dialog, bersama-sama, berdiskusi dengan baik, dan mari taruh semua bukti yang kita punya, atau ini cuma sekadar ajang untuk hina-hinaan dan candaan?" tuturnya.
Dari waktu ke waktu, memang sudah banyak ejekan dan sindiran yang diarahkan ke teori konspirasi tersebut maupun pengikutnya. Selain Cox yang disebut di awal, Neil deGrasse Tyson, astrofisikawan asal Amerika Serikat, juga sempat melontarkan hal serupa.
Ia mengaku heran mengapa masih ada orang-orang yang percaya bahwa Bumi berbentuk datar. Dirinya bahkan menyebut para penganut teori konspirasi itu kurang berpendidikan sehingga harus lebih banyak belajar lagi dan mau berpikir kritis.
Dari dalam negeri, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, pernah mengatakan bahwa teori Bumi datar ibarat dongeng khayalan sebelum tidur. Menurutnya, hal tersebut tidak perlu didebatkan dan cukup ditinggalkan saja.
Tak cuma para cendekiawan, Google juga sempat menjadikan teori Bumi datar sebagai bahan komedi. Perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin tersebut menggunakan Google Translate sebagai sarana mengejek penganut Bumi datar.
Agar bisa memunculkan ejekan di dalamnya, user harus memasang pilihan untuk menerjemahkan Bahasa Inggris ke Bahasa Prancis. Ketika di kolom Bahasa Inggris dimasukkan kalimat "I am a flat earther" (Saya seorang penganut bumi datar), maka hasil terjemahannya adalah "Je suis un fou", yang berarti "Saya gila".
(mon/krs)