Nantinya, Crew Dragon akan menghabiskan waktu lima hari di sana. Lalu, pada 8 Maret waktu setempat, ia akan mengakhiri misi tanpa awaknya itu, yang disebut dengan Demo-1, dan kembali lagi ke Bumi dengan mendarat di Samudra Atlantik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, kapsul Dragon yang hanya bisa digunakan untuk mengangkut kargo, butuh bantuan robot lengan untuk bisa terpasang ke stasiun luar angkasa. Total, sudah 16 kali Dragon bolak-balik Bumi-ISS untuk mengantarkan pasokan yang dibutuhkan astronot di ISS.
Tujuan dilangsungkannya misi Demo-1 ini adalah untuk menunjukkan bahwa kapsul luar angkasa milik SpaceX itu bisa mengangkus astronot NASA ke ISS, dan kembali lagi ke Bumi, dengan aman. Hal tersebut merupakan bagian dari kontrak senilai USD 2,6 miliar yang disepakati oleh SpaceX dan NASA pada 2014.
Menariknya, walau sudah sukses merapat ke ISS, bagian tersulit dari Demo-1 ini bisa jadi justru akan hadir pada saat ia kembali ke Bumi. Hal ini terkait dengan kemampuannya menembus atmosfer Bumi lagi.
"Sebenarnya, perjalanan kembali ke Bumi mungkin jadi perhatian terbesar saya," ujar Elon Musk, CEO sekaligus pendiri SpaceX, sebagaimana detikINET kutip dari Space, Senin (4/3/2019).
Terkait dengan hal tersebut, ia menyebut bahwa sistem parasut Crew Dragon sudah mengalami perkembangan ketimbang Dragon. Simulasi kembalinya kapsul luar angkasa tersebut ke Bumi, yang dilakukan sebelum peluncuran, pun berjalan dengan baik.
Setelah kembali ke Planet Biru ini, SpaceX akan segera melakukan tes terhadap sistem darurat dari Crew Dragon. Lalu, baru lah misi Demo-2 dilangsungkan, dengan memboyong dua astronot NASA, Bob Behnken dan Doug Hurley, ke ISS pada Juli mendatang.
Simak juga video Melihat Penerbangan Komersial ke Luar Angkasa:
(mon/krs)