Gerhana Bulan total ini sedikit berbeda dari gerhana pada umumnya karena gabungan dari berbagai fenomena Bulan di langit Bumi. Hal itu pula yang membuat namanya sampai-sampai mengusung "Serigala" segala.
Pengistilahan "Super" mewakili supermoon, yakni peristiwa saat Bulan mengalami purnama sekaligus berada di titik terdekatnya dengan Bumi sehingga menjadi lebih besar dan terang. Kata "Blood" mengacu pada warna Bulan yang akan memerah saat gerhana itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara "Wolf" pada dasarnya merujuk pada fakta bahwa gerhana ini bertepatan dengan purnama pertama tahun 2019. Di belahan Bumi sebelah utara, purnama pertama tiap tahun sering disebut sebagai "wolf moon" karena serigala ramai-ramai melolong pada saat itu.
Gerhana bulan "Serigala" ini secara khusus akan dapat diamati di langit Amerika Selatan, Amerika Utara, serta sebagian daerah di sebelah barat Eropa dan Afrika.
Baca juga: Gerhana Bulan 'Serigala' Sapa Bumi Bulan Ini |
Akan tetapi, Super Blood Wolf Moon ini tidak akan terlihat di langit Indonesia. Hal itu terkonfirmasi dari penjelasan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin pada awal bulan ini.
"Gerhana bulan super blood wolf moon tidak bisa terlihat di Indonesia karena terjadi siang hari waktu Indonesia," ucapnya ketika itu.
Menilik waktu, fenomena ini akan mulai dengan gerhana bulan sebagian sekitar jam 10:34 malam EST (kawasan pesisir timur Amerika), Minggu (20/1). Gerhana bulan total akan berlangsung selama 62 menit, mulai jam 11:41 malam EST hari Minggu.
Simak juga video 'Indahnya Gerhana Bulan Total Dilihat dari Masjid Nabawi':
(krs/jsn)