Poco membawa perubahan besar dalam pengalaman audio lewat peluncuran Poco F8 Series. Untuk pertama kalinya, produsen ini menggandeng Bose, perusahaan audio legendaris asal Amerika Serikat, untuk menghadirkan sistem speaker 2.1 channel lengkap dengan subwoofer fisik di dalam bodi smartphone.
Kolaborasi ini menjadi salah satu peningkatan paling signifikan di lini Poco, sekaligus upaya mengangkat standar kualitas suara di perangkat mobile yang selama ini dianggap stagnan.
Kang Lou, Senior Product Marketing Manager sekaligus juru bicara Poco Global, menjelaskan bahwa fokus pada audio bukan keputusan tiba-tiba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melihat orang menghabiskan sangat banyak waktu untuk menonton video dan bermain gim. Dua aktivitas itu sangat bergantung pada audio," ujarnya saat peluncuran Poco F8 Series di Bali.
Kang Lou, Senior Product Marketing Manager Poco Global Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
"Audio adalah fondasi pengalaman multimedia. Karena itu kami ingin mendorong batas inovasi di area yang selama ini sering diabaikan."
Menurut Kang, Bose dipilih karena reputasi panjang di bidang riset psychoacoustic dan keahliannya memadatkan suara hi-fi ke ruang yang sangat kecil. Miniaturisasi inilah yang selama enam dekade menjadi keunggulan Bose, termasuk pada produk seperti Bose Soundwave Mini yang dikenal mampu menghasilkan bass dalam dari perangkat mungil.
"Bose selalu unggul dalam menghadirkan suara besar dari ruang kecil, dan itu hal yang kami butuhkan di smartphone," ujarnya.
Subwoofer Pertama di Smartphone
Poco Bose Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Inti dari pembaruan audio Poco F8 Ultra adalah sistem 2.1 channel, kombinasi dua speaker stereo dan satu subwoofer. Ini merupakan pertama kalinya Poco menanamkan slim subwoofer ke dalam bodi smartphone tanpa menambah ketebalan perangkat. Komponen subwoofer inilah yang menurut Poco menjadi sumber bass dalam yang selama ini mustahil dihadirkan oleh speaker ponsel konvensional.
Untuk menjaga kejernihan suara dan mencegah gangguan fisik, Poco merancang pelindung debu dengan 300 lubang mikro hasil laser. Sementara itu, dua speaker atas dan bawah dilengkapi full-range driver untuk menghasilkan mid dan high yang lebih bersih. Dua mode tuning dari Bose, Dynamic dan Balanced, juga ditanamkan untuk memberikan karakter suara yang berbeda sesuai preferensi pengguna.
Audio Smartphone 'Stuck di Era 90-an'
|
Poco F8 Series pakai speaker Bose. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
|
"Musik sudah berkembang dari CD ke MP3 lalu HD audio, tapi speaker ponsel masih terdengar seperti tahun 90-an. Mereka hanya menghasilkan suara, bukan audio," ujar Stanley.
Ia menegaskan bahwa tanpa bass yang layak, semua konten, dari musik hingga film, menjadi terasa 'murahan'. Salah satu kendala terbesar adalah reproduksi frekuensi rendah. Gelombang 100 Hz memiliki panjang lebih dari satu lengan manusia, sehingga sulit dihasilkan oleh ruang sempit smartphone.
Untuk mengatasi keterbatasan itu, Poco dan Bose merombak total sistem audio F8 Series, mulai dari perangkat keras hingga software. Poco memakai bass speaker slim setara dua cone dengan ketebalan hanya 2 mm, yang diklaim mampu menghasilkan bass 30% lebih dalam daripada speaker ponsel standar.
"Tubuh ponsel terlalu kecil untuk menciptakan bass yang seharusnya terasa, bukan sekadar terdengar," katanya.
Stanley Yeh, Chief Audio Engineer Poco Global Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Tiga amplifier khusus ditanamkan untuk menggerakkan masing-masing speaker, sementara jalur pemrosesan suara Dolby Atmos dioptimalkan agar 'mengalir seperti di jalan tol', tanpa hambatan yang biasanya menyebabkan distorsi. Tak hanya itu, Poco memperkenalkan AI-adjusted bass, teknologi yang menyesuaikan kekuatan bass secara real-time agar tetap stabil pada volume rendah atau konten dengan dinamika tinggi.
Sistem ini juga memungkinkan ekspansi bass hingga 150 Hz, level yang sebelumnya sulit dicapai di smartphone. Poco dan Bose juga mengembangkan fine-grained dynamic synchronization, penyesuaian suara berdasarkan karakter pendengaran manusia.
Teknologi ini dirancang agar pengguna tidak hanya mendengar, tetapi juga merasakan kedalaman audio, baik di mode musik, film, maupun gaming. Melalui kolaborasi ini, Poco dan Bose mengklaim berhasil menghadirkan tiga pilar kualitas audio premium: bass kaya, detail suara tinggi, dan vokal jernih.
Menurut Stanley Yeh, ini adalah awal dari upaya memperbaiki kesenjangan besar antara kualitas musik modern dan kemampuan speaker smartphone. "Ponsel bukan lagi perangkat pembuat noise. Bersama Bose, Poco ingin menghadirkan pengalaman audio layaknya konser di dalam saku Anda," ujarnya.
Dengan terobosan ini, Poco F8 Series menandai dimulainya era baru audio mobile, era ketika speaker smartphone tidak lagi menjadi elemen yang diabaikan, tetapi menjadi pusat pengalaman multimedia yang benar-benar imersif.
Simak Video "Video: Ini Bedanya Poco F8 Pro dan Ultra"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/rns)














































