Indonesia Pengguna AI Terbesar ke-3 Dunia, Tapi Mirisnya Minim Talenta
Hide Ads

Indonesia Pengguna AI Terbesar ke-3 Dunia, Tapi Mirisnya Minim Talenta

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 27 Nov 2025 21:00 WIB
IndoTelkom Forum
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Indonesia menjadi negara pengguna teknologi kecerdasan buatan (AI) terbesar ketiga di dunia. Namun di balik euforia pemanfaatan AI yang meroket di berbagai sektor, kapasitas talenta digital nasional masih jauh dari kebutuhan.

Fakta itu diungkapkan Director & Chief IT Services Officer Lintasarta, Ginandjar. Menurutnya, hal tersebut bisa menimbulkan risiko ketergantungan teknologi jika tidak segera dibenahi. Ia mengatakan bahwa percepatan digitalisasi memang membuka peluang besar bagi ekonomi Indonesia. Tetapi tanpa talenta yang mampu membangun dan mengelola AI secara mandiri, Indonesia justru dapat tertinggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AI ini kesempatan besar buat kita bisa tumbuh lebih cepat. Tapi kalau salah menyikapi, kita bisa ketinggalan dari yang lain. Karena penggunaannya besar, tapi talenta kita jauh dari cukup," tegas Ginandjar di acara IndoTelko Forum dengan tema "Implementasi Kolaborasi Percepatan Digitalisasi" di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Ia mengatakan, ekosistem digital Indonesia sedang berkembang cepat berkat pemanfaatan cloud, data center, hingga jaringan broadband. Namun fondasi tersebut harus dibarengi kemandirian kompetensi, bukan hanya konsumsi teknologi.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, menjadi "pengguna besar" AI tanpa memiliki pengembang dan arsitek teknologi yang memadai bisa menciptakan pola ketergantungan: Indonesia menjadi konsumen, bukan produsen.

"Kalau talenta tidak siap, kita hanya akan memakai teknologi dari luar, bukan membangun. Itu yang bahaya," kata Ginandjar.

Untuk itu, Lintasarta mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, industri, dan akademisi, agar penguatan sumber daya manusia menjadi prioritas, bukan sekadar membangun infrastruktur jaringan.

Ginandjar menekankan bahwa pemanfaatan AI tidak akan optimal tanpa kesiapan fondasi digital yang kuat, terutama data center dan cloud, yang disebutnya sebagai "jantung kedaulatan digital".

"Data center itu jantungnya, di dalamnya ada cloud. Kita harus siapkan fondasinya supaya pemrosesan dan pengembangan AI bisa dilakukan di dalam negeri," jelasnya.

Lintasarta juga menyoroti pentingnya pemerataan akses infrastruktur digital, termasuk percepatan pembangunan pusat data di berbagai wilayah Indonesia. Inisiatif AI Merdeka yang mereka dorong disebut sebagai salah satu upaya mencetak talenta digital sekaligus memperkuat ekosistem AI nasional.




(agt/fyk)
Berita Terkait